Cerita Rakyat: Asal Mula Sungai Gajah Wong Bentuk Kesedihan Sultan Agung Mataram

30 Juni 2022, 10:38 WIB
asal usul sungai gajah wong /Youtube/

INFOTEMANGGUNG.COM - Cerita rakyat kali ini mengenai nama sebuah sungai yang berada di timur Yogyakarta. Nama sungai tersebut ternyata diambil untung mengenang peliharaan kesayangan dan abdi dari Sultan Agung Kerajaan Mataram.

Cerita rakyat ini dimulai pada suatu pagi yang cerah terdapat seorang laki-laki yang merupakan abdi dalem istana kerajaan Mataram. Ia bernama Ki Sapa Wira yang bertugas sebagai penjaga peliharaan milik Sultan.

Setiap hari ia ditugaskan untuk merawat dan menjaga gajah yang dinamakan Kyai Dwipangga. Pagi ini pun seperti biasa Ki Sapa Wira berangkat ke istana dan menjemput gajah itu untuk dimandikan.

Baca Juga: Cerita Rakyat Asal Nama Kota Salatiga Ternyata Berasal dari Kesalahan Tiga Orang

Karena badannya yang besar, Kyai Dwipangga tidak bisa dimandikan di dalam istana. Maka dari itu setiap harinya Ki Sapa Wira membawanya ke sungai di dekat istana Kerajaan Mataram.

Sesampainya di sungai Ki Sapa Wira menyuruh Kyai Dwipangga masuk untuk berendam di dalam sungai. “Ayo Kyai Dwipangga masuklah ke dalam sungai dan aku akan menggosok badanmu sampai bersih,” kata Ki Sapa Wira.

Gajah itu sangat menurut kepada Ki Sapa Wira jadi proses memandikannya pun sangat mudah. “Nah sekarang kamu sudah bersih dan harum, mari kita pulang,” kata Ki Sapa Wira.

Ia pun membawa Kyai Dwipangga itu ke kandangnya dan karena hari sudah sore ia langsung pulang ke rumah. Lalu, Ki Sapa Wira merasa tidak enak badan sesampainya di rumah.

Baca Juga: Cerita Rakyat Bali: Garuda Wisnu Kencana, ketika Seorang Anak Membela Ibunya

Benar saja keesokan harinya ia sakit dan tidak bisa bekerja. Maka ia menyuruh saudaranya Ki Kerti Pejok untuk menggantikannya sejenak memandikan Kyai Dwipangga. Akhirnya Ki Kerti Pejok pun menyetujuinya.

Ia datang menjemput Kyai Dwipangga dan membawanya ke sungai. Ki Kerti Pejok pun banyak membawa buah-buahan agar Kyai Dwipangga merasa nyaman dengannya dan tidak mengamuk.

Awalnya Ki Kerti Pejok takut Kyai Dwipangga tidak akan menuruti perkataannya, karena ia merupakan orang baru. Akan tetapi ternyata seperti cerita rakyat ia benar-benar penurut dan riang.

Baca Juga: Cerita Rakyat Kisah Percintaan Jaya Prana dan Layon Sari yang Menyedihkan

Ternyata keesokan harinya Ki Sapa Wira masih belum sembuh. Sehingga, Ki Kerti Pejok masih harus memandikan Kyai Dwipangga. Hari itu gerimis kecil, Ki Kerti Pejok pun tetap membawa Kyai Dwipangga ke sungai.

Akan tetapi karena di tempat biasa airnya surut. Akhirnya ia pindah ke Hulu Sungai yang airnya dalam. Ketika sedang memandikan Kyai Dwipangga, tiba-tiba datanglah banjir dari atas aliran sungai.

Mereka berdua pun hanyut terbawa arus dan akhir cerita rakyat ini Sultan Agung yang berduka menamai sungai itu dengan nama Gajah Wong. Berarti Gajah dan orang untuk mengenang mereka yang hanyut.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: kozio

Tags

Terkini

Terpopuler