Awalnya, Telok Abang muncul sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina pada masa penjajahan Belanda. Namun, tradisi ini kemudian berkembang menjadi lebih dari sekadar perayaan.
Baca Juga: Daftar Nama Paskibraka Nasional 2023, Lengkap Resmi dari BPIP Cek Nama Kalian
Masyarakat Palembang menciptakan kreasi kerajinan telur merah dalam perlombaan perahu hias dan bidar.
Filosofi di balik telur merah dan kapal tersebut memberikan pesan yang kuat, mengingatkan masyarakat akan kejayaan Palembang sebagai kerajaan maritim yang besar.
Kapal sebagai simbol perjalanan laut dan dominasi maritim menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah maritim yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Palembang.
Menurut budayawan Palembang, tradisi telur merah berawal dari masyarakat Tionghoa untuk menyambut kelahiran bayi.
Telur merah dalam Bahasa Tionghoa adalah man yue. Pada tradisi masyarakat Tionghoa, telur melambangkan kehidupan dan warna merah adalah lambang unsur tubuh manusia merupakan darah.
Orang Tionghoa akan membagikan man yue kepada para tamu yang datang. Kebiasaan ini terus dibawa saat mereka tiba di Palembang.
Baca Juga: Contoh Teks Pidato dan Sambutan Ketua RT RW dan Lurah dalam Rangka Malam Tirakatan 17 Agustus