Tradisi Unik Peresean, Simbol Ksatria dan Persaudaraan Dalam Perayaan 17 Agustus di Lombok

10 Agustus 2023, 09:04 WIB
Peresean, tradisi unik menyambut Hari Kemerdekaan dari Lombok. /instagram @tilemoto/

INFOTEMANGGUNG.COM - Perayaan 17 Agustus di Lombok tidak hanya diisi dengan parade bendera dan lomba tradisional semata, melainkan juga dengan peresean yang menjadi puncak acara. 

Pertunjukan ini melibatkan dua orang pejuang (pepadu) yang mengenakan pakaian adat dan senjata tradisional, seperti perisai dan rotan berduri. Mereka akan saling beradu kemampuan bela diri dalam sebuah pertandingan yang memukau penonton.

Keunikan peresean tidak hanya terletak pada atraksi fisik yang ditampilkan, tetapi juga pada makna budayanya. 

Baca Juga: Meriahnya Perayaan Kemerdekaan, 5 Tradisi Unik dalam Memperingati 17 Agustus di Berbagai Daerah Indonesia

Tradisi ini mencerminkan semangat kepahlawanan dan persatuan, yang senantiasa dijunjung tinggi oleh masyarakat Lombok.

Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian penting dalam perayaan nasional, tetapi juga merupakan warisan turun-temurun dari masyarakat Suku Sasak di Lombok yang masih lestari hingga saat ini.

Dalam pertarungan ini, senjata utama yang digunakan adalah tongkat rotan atau penjalin, yang digunakan untuk menyerang lawan, dan perisai dari kulit kerbau tebal dan keras yang disebut ende, digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan. 

Dalam kisaran aksi yang intens, para pepadu mengenakan celana yang dibalut dengan penutup kain khas Lombok dan ikat kepala, dengan bagian atas badan mereka yang tampak tanpa busana.

Baca Juga: Menjelang Pilpres 2024, Airlangga Hartanto Benarkan Golkar Tak akan Dukung Anies Baswedan

Tradisi peresean memang memiliki sisi ekstrem yang mencerminkan keberanian dan semangat juang yang tinggi. Dalam pertarungan ini, para petarung bisa mengalami luka-luka hingga berdarah.

Tradisi ekstrem dalam kesenian tradisional Suku Sasak di Lombok, NTB ini memiliki tujuan yang mendalam dan nilai-nilai moral yang mencolok.

Tujuan dan Makna dari Tradisi Peresean

Baca Juga: Didukung Investor Swasta, Kawasan Ibu Kota Negara Bakal Maju Pesat

1. Persaudaraan dan Ksatria Sejati

Lebih dari sekadar adu ketangkasan fisik, peresean memiliki makna yang mengajarkan tentang persaudaraan dan sikap ksatria sejati yang diuji melalui permainan yang menantang. 

Tradisi ini mencerminkan semangat persatuan dan keberanian yang mengakar dalam budaya Suku Sasak.

2. Sportivitas dan Patriotisme

Salah satu aspek penting dari peresean adalah menguji sportivitas para petarung. Mereka harus mematuhi aturan dan menghindari perbuatan curang dalam pertarungan. 

Hal ini tidak hanya mencerminkan integritas, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sportivitas yang penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Di balik pertarungan fisik yang dramatis, terdapat pesan patriotisme yang dalam, yang terhubung dengan sejarah Suku Sasak dan semangat nasionalisme.

3. Permohonan dan Kepercayaan Spiritual

Tidak hanya dalam konteks kesenian dan moral, peresean juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Masyarakat Suku Sasak meyakini bahwa peresean adalah sarana permohonan kepada Tuhan untuk mendatangkan hujan. 

Baca Juga: PT KAI Commuter Mengatur Ulang Kapasitas Penumpang di Daop 8 Surabaya untuk Kepuasan Pelayanan Angkutan Kereta

Keyakinan ini mengandung harapan bahwa semakin banyak darah yang tumpah dalam pertarungan, semakin besar kemungkinan hujan turun. 

Kepercayaan ini adalah warisan turun temurun dari nenek moyang Suku Sasak, mengikat generasi baru dengan ikatan spiritual dan budaya yang kuat.

Melalui makna-makna ini, peresean menjadi sebuah simbol kompleks yang mengajarkan nilai-nilai moral, persaudaraan, patriotisme, dan spiritualitas. 

Tradisi ini tidak hanya menjadi pertunjukan menarik, tetapi juga membawa pesan-pesan lebih dalam yang dapat menginspirasi dan memberikan pengajaran bagi kita semua.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: kemenparekraf.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler