Hal tersebut merupakan imbas dari pergerakan inflasi angkutan udara dan energi yang terus menunjukkan grafik positif.
“Inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah atau administered prices juga masih tercatat tinggi dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi,” imbuhnya.
Baca Juga: Gunakan Outfit Formal di Spot Citayam Fashion Week, Anies Baswedan Tuai Banyak Pujian
Kendati angka inflasi non-inti tampak cukup mengkhawatirkan, namun inflasi inti masih tetap terjaga, yakni 2,63 persen (yoy).
Stabilnya inflasi inti tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga ekspektasi inflasi.
Meski harapan kembalinya inflasi IHK pada tahun 2022 pada target sasaran cukup mustahil untuk terpenuhi, namun Perry percaya semua akan kembali normal.
Dirinya menyebut, pada tahun 2023 nanti inflasi IHK bisa kembali pada batas atas sasaran, yakni dua sampai empat persen.
Oleh karenanya, Bank Indonesia (BI) akan terus berupaya memperkuat konsistensi kebijakan moneter ke depannya.
Selain itu, BI juga akan memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) demi tercapainya target inflasi yang diharapkan.***