Bapak ibu guru bisa mendukung motivasi learning to know siswa dengan memberikan pembelajaran interdisipliner yang relevan dengan kehidupan abad 21. Tema yang dapat disampaikan meliputi:
- Literasi kewarganegaraan
- Literasi kesehatan
- Literasi finansial, ekonomi, kewirausahaan, dan bisnis
- Kesadaran global
2.) Learning to Do
Selanjutnya, kesadaran yang perlu ditekankan kepada peserta didik adalah learning to do. Artinya, pengetahuan yang sudah didapatkan oleh siswa, dilaksanakan dalam keseharian. Jadi, ilmu atau pengetahuan itu tidak hanya sekadar teori yang dihafal, melainkan dilakukan dalam aksi nyata.
Namun, bukan hanya peserta didik yang perlu mengasah learning to do. Guru dan orang tua juga harus turut serta berpikir kreatif dan adaptif sehingga bisa mentransformasikan pemikiran ke dalam keterampilan yang konkret.
Beberapa keterampilan yang harus dimiliki di antaranya:
- Keterampilan berpikir kritis
- Komunikasi dan kolaborasi
- Kemampuan menyelesaikan masalah
- Kreativitas dan inovasi
- Literasi informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT).
- Literasi informasi, media, dan teknologi
3.) Learning to Be
Siswa yang memiliki keterampilan akademik dan kognitif yang unggul memang merupakan sebuah pencapaian yang baik. Namun, keterampilan itu tidak cukup. Peserta didik juga harus mampu belajar dan bekerja di dalam tim, serta beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan zaman.
Keterampilan terkait learning to be yang penting untuk dimiliki yaitu:
- Keterampilan sosial dan lintas budaya
- Keterampilan berpikir logis
- Keterampilan metakognitif
- Tanggung jawab pribadi, pengaturan diri, dan inisiatif
- Kemampuan berpikir berwirausaha
- Belajar untuk ebalajr dan kebiasaan belajar sepanjang hayat
4.) Learning to Live Together
Manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain. Kemampuan atau kompetensi untuk hidup bersama-sama merupakan hal yang penting bagi peserta didik. Maka, learning to live together adalah bagian dari pembelajaran abad 21 yang dirumuskan UNESCO yang krusial.