Temu Kebangsaan 2023 : Tempat 'Nongkrong' Berkualitas Anak Muda Indonesia yang Peduli Isu GEDSI

- 19 Juli 2023, 12:48 WIB
Temu Kebangsaan 2023 : Tempat
Temu Kebangsaan 2023 : Tempat /Dokumentasi Tembang 2023/

Tema tahun ini dipilih karena melihat pesta demokrasi semakin dekat dan perlu adanya
penanaman nilai perdamaian dan inklusivitas di ruang digital.

Erna Samosir, ketua panitia Tembang 2023 menyatakan, ”Kami berharap para peserta Forum Tembang 2023 ini dapat berkontribusi aktif dalam membangun demokrasi digital yang kritis, sistematis dan membawa manfaat bagi kehidupan bersama, karena peran orang muda sangatlah diperlukan dalam menciptakan keberpihakan terhadap isu sosial di sekitarnya”.

Dari sekitar 150 pendaftar, ada 90 orang yang dipilih melalui seleksi berkas dan wawancara.
Pelaksanaan seleksi wawancara diperlukan untuk mengetahui kesiapan dan komitmen calon
peserta dalam mengaktualisasikan nilai dan pengalaman yang mereka peroleh selama acara
berlangsung terutama di komunitas mereka masing-masing.

Baca Juga: Lika-Liku Perjalanan Karir Pendiri Astra International Pernah Difitnah Hingga Masuk Penjara

Para peserta berasal dari lembaga yang menginisiasi forum Tembang, hingga masyarakat umum. Selain itu, para peserta tidak hanya hadir dengan keragaman agama/keyakinan, suku, gender, tapi juga asal daerah yang beragam.

Tidak hanya berasal dari JABODETABEK, tahun ini para peserta Tembang 2023 juga datang dari berbagai wilayah, ada yang berasal dari Bali, Kalimantan, Ambon, hingga Makassar.

Pada sesi sambutan pembukaan, Romo Frans Kristi Adi Prasetya, selaku Steering Comitee
Tembang pada Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI)
menyampaikan sebuah pesan dengan mengutip kalimat Paus Fransiskus, “Kamu boleh
bertanya siapa aku. Tapi mulailah sekarang bertanya, untuk siapa aku ada.”

Berikutnya, ia menambahkan agar kita semua tidak terjebak pada algoritma digital yang
mempolarisasi para pengguna internet,

Romo Kristi mengatakan, “Jangan sampai di tengah kebebasan digital ini, aku
yang semakin otonom, aku klik maka aku ada, justru makin terkurung dalam algoritma
digital yang semakin membuat aku egois, terkotak-kotak, lalu abai pada kemanusiaan,
penderitaan sesama, dan ketidakadilan.”

Adapun narasumber yang dihadirkan merupakan para ahli di bidangnya. Keynote Speaker
kali ini diisi oleh Abdul Gaffar Karim, Ketua Departemen Pemerintahan FISIP UGM.

Halaman:

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x