Menurut keterangan yang diberikan oleh Kemenkes terkait teknologi Wolbachia ini, mereka menargetkan teknologi tersebut untuk dimasukkan ke dalam program pengendalian DBD.
Program pengendalian DBD sendiri meliputi PSN 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan Pokjanal Dengue (DBD). Teknologi Wolbachia nantinya akan dijadikan pelengkap bagi program pengendalian DBD yang sudah ada sebelumnya.
Untuk saat ini, teknologi Wolbachia akan difokuskan terlebih dahulu pada wilayah perkotaan yang rawan demam berdarah.
Sebagai informasi, Wolbachia sudah mulai diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan terbukti berhasil menurunkan angka kejadian infeksi dengue sekira 77,1 persen, serta tingkat rawat inap sebesar 82,6 persen.
Melansir keterangan Kemenkes, teknologi Wolbachia akan diperluas di 5 kota yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Selain itu, Kemenkes juga berkomitmen untuk memperluas praktik Wolbachia ini ke kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
"Ditargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan menuju kasus 0 kematian pada 2030," tulis Kemenkes dalam laman Instagram resminya.***