Wolbachia, Senjata Baru Kemenkes untuk Lawan Demam Berdarah

- 10 Februari 2023, 11:44 WIB
Wolbachia
Wolbachia /Pexels.com / Jimmy Chan/

INFOTEMANGGUNG.COM - Demam berdarah merupakan penyakit yang masih sering dijumpai, terlebih saat musim hujan tiba. Demam berdarah sendiri ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti melalui gigitannya.

Indonesia menempati urutan kelima untuk jumlah kasus penyakit demam berdarah terbanyak setelah Brazil, Vietnam, Filipina, dan India. Tak hanya itu, hingga kini angka kematian yang diakibatkan oleh demam berdarah pun masih terbilang tinggi.

Mengutip dari data yang dibeberkan Kementerian Kesehatan RI di laman Instagram resminya pada hari Kamis, 9 Februari 2023, dalam 5 tahun terakhir telah tercatat jumlah kasus demam berdarah di Indonesia mencapai 121.000 kasus per tahun dengan kematian rata-rata 666 per tahun. Bahkan per tahun 2022, ada 131.000 kasus demam berdarah dengan jumlah kematian mencapai 1.100 kasus.

Baca Juga: Cegah Masalah Kesehatan Mental Remaja, Butuh Peran Penting Orang Tua

Kemenkes pun kian gencar dalam upayanya untuk menekan angka kasus demam berdarah di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi Wolbachia sebagai senjata baru untuk melawan demam berdarah.

Apa itu teknologi Wolbachia? Bagaimana langkah Kemenkes untuk melawan demam berdarah lewat Wolbachia?

Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri yang bisa melumpuhkan virus dengue ini akan bersifat resisten terhadap gigitan nyamuk aedes aegypti.

Dengan kata lain, virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti tidak akan menular ke dalam tubuh sehingga bisa terbebas dari risiko terjangkit demam berdarah.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Kemenkes terkait teknologi Wolbachia ini, mereka menargetkan teknologi tersebut untuk dimasukkan ke dalam program pengendalian DBD.

Baca Juga: Serangan Angin Kencang Melanda Jabodetabek Hari Ini, Banyak Lokasi Terganggu Listrik dan Pohon Tumbang

Program pengendalian DBD sendiri meliputi PSN 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan Pokjanal Dengue (DBD). Teknologi Wolbachia nantinya akan dijadikan pelengkap bagi program pengendalian DBD yang sudah ada sebelumnya.

Untuk saat ini, teknologi Wolbachia akan difokuskan terlebih dahulu pada wilayah perkotaan yang rawan demam berdarah.

Sebagai informasi, Wolbachia sudah mulai diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan terbukti berhasil menurunkan angka kejadian infeksi dengue sekira 77,1 persen, serta tingkat rawat inap sebesar 82,6 persen.

Melansir keterangan Kemenkes, teknologi Wolbachia akan diperluas di 5 kota yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Selain itu, Kemenkes juga berkomitmen untuk memperluas praktik Wolbachia ini ke kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

"Ditargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan menuju kasus 0 kematian pada 2030," tulis Kemenkes dalam laman Instagram resminya.***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Instagram Kementerian Kesehatan RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah