INFOTEMANGGUNG.COM - Rencana Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan Presiden Rusia dan Ukraina bagi perdamaian dunia ialah perwujudan politik bebas aktif yang dianut Indonesia.
Maksud kalimat bebas aktif di sini bukan netral tetapi bebas mengambil sikap dan kebijakan pada masalah internasional, secara aktif tidak berpihak pada salah satu kekuatan dunia.
Seperti diketahui akibat perang Rusia dan Ukraina ini, puluhan ribu masyarakat sipil kehilangan nyawa, disamping itu jutaan penduduk Ukraina jadi pengungsi.
Baca Juga: Teknis Distribusi Minyak Curah untuk Pedagang dan Pembeli Mulai 27 Juni 2022
Akibat perang juga menyengsarakan negara berkembang serta berpenghasilan rendah karena harga barang makin mahal. Pada negara-negara tertentu inflasi melonjak tajam. Juga ada krisis pangan dan energi yang mengancam dunia.
"Perang di Ukraina menyengsarakan banyak pihak termasuk negara-negara yang tidak ada hubungannya dengan perang itu. Perekonomian dunia sudah terdampak, " kata Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hubungan Internasional UI, di Jakarta, 22 Juni 2022 seperti yang dikutip INFOTEMANGGUNG.COM dari Antara.
Beberapa negara termasuk perwakilan Uni Eropa telah mengemukakan kekhawatirannya kepada Indonesia. Indonesia sudah memperhatikan seluruh kekhawatiran berbagai negara dunia. Seruan global pada Indonesia adalah pengakuan peranan dan pengaruh penting Indonesia di panggung dunia.
Baca Juga: Cara Menukar Bonus Pulsa Internet Smartfren, Pengguna SF Wajib Tahu!
Indonesia tidak berpihak pada Ukraina maupun Rusia jadi Indonesia tidak akan memberi bantuan berupa senjata pada Ukraina tetapi juga tidak mendukung Rusia.