INFOTEMANGGUNG.COM – Berdasarkan pada data dari survey online, sebesar 20% remaja memiliki pertimbangan untuk melakukan aksi bunuh diri secara serius, dan 9% ingin mencoba bunuh diri.
Kurangnya peran yang dimainkan oleh orang tua dalam kesehatan mental remaja adalah salah satu hal yang harus mendapat perhatian.
Partisipasi orang tua dinilai penting dalam perawatan kesehatan mental remaja karena mereka berinteraksi dengan anak remaja setiap hari sehingga anak remaja dapat dicontohkan dan ditumbuhkan keterampilan dalam mengatasi masalah kesehatan mental oleh orang tua.
Baca Juga: Bagaimana Gambaran Gaji dan Jaminan Kesejahteraan Dosen di Indonesia?
Hal tersebut supaya perawatan kesehatan mental anak remaja mencapai hasil yang optimal.
Akan tetapi, perspektif, tujuan, dan harapan remaja dan orang tua menjadi tantangan ketika orang tua ikut serta dalam perawatan kesehatan mental anak remaja.
Oleh karena itu, hal tersebut bisa menjadi hambatan seorang konselor atau psikolog untuk memberikan informasi penting tentang kesehatan mental remaja kepada orang tua.
Masa remaja yang kuat dengan perubahan suasana hati, perilaku pengambilan risiko, dan pertengkaran tanpa akhir menjadi sebuah ketakutan bagi orang tua.
Namun, beberapa hal tersebut dianggap normal saat karena pada saat itulah remaja mengembangkan identitas mereka, menguji batasan, dan menegaskan otonomi mereka.
Permusuhan dan kualitas hubungan antara anak dan orang tua juga akan menurun akibat faktor-faktor di atas.
Pubertas dan perubahan hormonal membuat remaja kurang tidur yang diakibatkan kegiatan sekolah yang padat sehingga mereka lebih mudah sensitif terhadap segala tuntutan dan tekanan.
Pengendalian diri belum bisa mereka kembangkan untuk mengatur reaksi perasaan mereka.
Masa remaja dianggap sebagai masa yang sensitif dan sulit untuk mencegah dan pengobatan masalah kesehatan mental karena kesehatan mental akan muncul pada rentan usia 14–24 tahun.
Solusi untuk mengatasi masalah kesehatan remaja adalah peran penting dari orang tua yang dijadikan sebagai panutan oleh anak remaja.
Orang tua dapat melakukan terapi kepada anak terhadap trauma yang kompleks. Terapi tersebut bisa berupa pengendalian emosi, menjalin komunikasi yang efektif kepada remaja, atau berkumpul bersama pada kesempatan lain.
Selain itu, anak remaja juga dapat dibantu oleh orang tua untuk mengaitkan frustasi dan kekecewaan yang mereka alami dengan pilihan mereka mengenai tidur sehingga orang tua dapat membantu anaknya dalam mengambil suatu keputusan.
Menjaga hubungan yang baik dengan anak remaja juga dapat mempertahankan struktur dan disiplin.
Baca Juga: Mengapa Warna-Warna Ini Tidak Ada pada Pelangi? Ini Penjelasannya
Komunikasi yang dibangun keduanya dengan tetap saling menghormati lebih baik daripada berdebat satu sama lain.