Jelang Pemilu 2024 Anies Baswedan Berpotensi Terkena Framing Politik Identitas, Apa Penyebabnya?

27 Juni 2022, 19:33 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berpotensi terkena framing jelang pemilu 2024 /Instagram @aniesbaswedan.

INFOTEMANGGUNG.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berpotensi terkena framing politik identitas. Adanya potensi framing tersebut disinyalir karena belum lama ini muncul sekelompok orang yang mengatasnamakan sebagai Majelis Sang Presiden dan mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden 2024.

Majelis Sang Presiden tersebut merupakan kumpulan dari orang-orang eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia, Front Pembela Islam dan beberapa mantan terpidana terorisme. Dilihat dari anggota yang ada di kelompok tersebut dapat dilihat bahwa berisi orang-orang Islam jalur keras.

Reza Hariyadi selaku pengamat politik yang tergabung dalam Forum Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia menyampaikan bahwa politik identitas dapat terjadi pada siapa saja. Anies Baswedan sebagai salah satu Public Figure sekaligus calon presiden yang akan maju pada pilpres 2024 merupakan target yang potensial.

Baca Juga: Erick Thohir Diusung PAN Jadi Capres 2024, Kalahkan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil

“Ini tampak seperti komodifikasi politik identitas, siapa saja bisa disasar dan Anies Baswedan sebagai figur capres bisa jadi target potensial. Mungkin motifnya untuk menciderai citra dia di mata publkc,” kata Reza.

Secara sederhana politik identitas bisa dimaknai sebagai strategi politik yang memanfaatkan ikatan primordial. Politik identitas bisa menciptakan adanya toleransi dan kebebasan. Namun disisi lain juga bisa menyebabkan munculnya problematika kebangsaan seperti intoleransi dan pertentangan antar etnik.  

Framing politik identitas yang berpotensi terjadi pada Anies Baswedan dapat membuat kekeliruan publik dan memberikan impresi politik yang buruk terhadap tokoh tersebut.

Baca Juga: Efek Usulkan Anies Baswedan Bakal Capres 2024, Elektabilitas NasDem Anjlok

Sebab dengan adanya dukungan dari Majelis Sang Presiden yang berisi kelompok ekstrimis, bisa membuat Anies Baswedan seolah terlihat dengan dekat dengan kelompok yang dianggap sebagai radikal dan intoleran tersebut.

Secara politik hal ini tentu tidak menguntungkan bagi Anies Baswedan, terutama dalam momentum menuju pilpres 2024 mendatang. Sebab framing politik identitas ini bisa membatasi ruang gerak bagi Anies Baswedan untuk mendapatkan dukungan dari publik yang moderat.

Lebih lanjut, Reza juga menyampaikan bahwa framing politik identitas ini bisa jadi merupakan strategi lawan politik untuk memperburuk citra tokoh tertentu. Aksi semacam ini dilakukan dengan cara yang sudah terpola dan sistematis sehingga sangat mungkin terdapat kepentingan politik di dalamnya.

Baca Juga: KPU RI Rilis Tahapan Pemilu 2024, Ketua KPU Temanggung: Silakan Berkompetisi dengan Fair!

“Ini bisa dilakukan oleh lawan politik untuk menyudutkan, karena dicap islam garis keras dan menjadi tantangan bagi Anies jika maju pilpres 2024,” ujar Reza.

Untuk melawan stigma yang muncul dari politik identitas ini, Reza menyampaikan bahwa Anies sebenarnya telah memiliki modal yang cukup besar.

Sebab Anies Baswedan memiliki latar belakang sebagai aktivis kampus dan akademisi yang memiliki pemikiran inklusif. Hal tersebut mestinya bisa menegaskan komitmen Anies Baswedan terhadap pluralisme.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: lipi.go.id Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler