Pertempuran Rusia dan Ukraina yang Tak Kunjung Usai, China Terancam Merugi

- 28 Mei 2022, 18:33 WIB
Menlu Rusia Sergei Lavrov pada hari Jumat, 27 Mei 2022, waktu setempat menuduh negara - negara Barat menyatakan dan melancarkan perang total.
Menlu Rusia Sergei Lavrov pada hari Jumat, 27 Mei 2022, waktu setempat menuduh negara - negara Barat menyatakan dan melancarkan perang total. /kremlin.ru

InfoTemanggung.com - Akibat dari pertempuran yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang belum juga menemukan titik terang perdamaian membuat China terancam merugi. Hal ini disebabkan karena China masih bergantung kepada Rusia dalam hal persenjataan dan perbekalan peralatan perang. 

Adanya penyekatan ekonomi yang dibatasi oleh pihak blok Barat menyebabkan China beserta seluruh pasukan militernya dalam bahaya. 

Diduga, China yang masih bergantung dengan sangat erat terhadap pasokan suku cadang persenjataan dari Rusia akan mengalami krisis dan kian waktu semakin memburutk.

Baca Juga: Link Streaming Laga Uji Coba FIFA Match Day Indonesia Vs Bangladesh, 1 Juni 2022

Hal ini disebabkan karena Rusia yang juga masih belum mengirimkan suku cadang keluar guna menjaga persediaan persenjataan selama perang melawan Ukraina masih terus berlanjut. 

"Kurang lebih 40% dari mesin-mesin yang digunakan oleh militer China mulai dari helikopter, pesawat tempur dan kendaraan lainnya diimport dari Rusia,”dikutip dari Defence Security Asia, menurut pendapat ahli pada seminar China Aerospace Studies yang dilaksanakan 17 Mei 2022 lalu.

Baca Juga: Liverpool Vs Real Madrid: 5 Pertarungan Sengit yang Bakal Menghiasi Final Liga Champions 2021-2022

"Apabila Rusia gagal atau tidak berhasil memasok suku cadangnya yang digunakan oleh militer China akibat konflik bersama Ukraina dan adanya penyekatan ekonomi di pihak Barat, maka China beserta seluruh pasukan militernya dalam bahaya,” lanjutnya. 

Berdasarkan kutipan Defense Security Asia, diduga Rusia akan lebih berfokus dan memprioritaskan pemasokan suku cadang untuk memenuhi kebutuhan pasukannya yang berada di Ukraina daripada kebutuhan negara lainnya. 

Halaman:

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: defencesecurityasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x