Alunan bunyi lesung kedengar kembali hingga hatinya berdebar-debar kuat karena telah dekat sama gadisnya. Dengan selekasnya dia mengambil langkah ke sumber bunyi itu.
Sesampai dimuka sebuah rumah, kelihatan banyak gadis kampong yang bermain lesung (ngagondang). Lesung ini sebagai adat warga yang sudah dilakukan tiap hari jum'at saat akan menanam padi.
Raden Budog benar-benar kagum menyaksikan gadis-gadis itu yang gesit dan trampil saat mengayun dan tumbuk alu lesung berganti-gantian. Khususnya seorang gadis elok sebagai pimpinan dalam memberikan aba-aba namanya Sri Poh Haci.
"Itu gadis yang datang dalam mimpiku," batin Raden Budog.
Raden Budog benar-benar suka menyaksikan gadis yang dicari saat ini ada didepannya. Sri Poh Haci berasa sedang jadi perhatian lalu dia memberikan kode pada teman-temannya untuk hentikan bermainnya dan pulang ke rumah masing-masing.
Sesampai di dalam rumah Sri Poh Haci di menyambut oleh ibunya.
"Mengapa bermain lesungnya cuma sesaat, nak?" bertanya ibu Sri Poh Haci namanya Nyi Siti.
"Barusan ada seorang pemuda ganteng yang tidak saya mengenal sedang memerhatikanku ketika bermain ngadondang. Saya jadi malu, Bu," terang Sri Poh Haci.
Baca Juga: Cerita Rakyat Jawa Timur: Legenda Tengger yang Jadi Kepercayaan Masyarakat
Mendadak kedengar ketukan pintu diikuti suara seorang lelaki.