Situasi 1: Pak Segar
Dari situasi yang melibatkan Pak Segar dan murid-muridnya, terungkap bahwa pendekatan partisipatif terhadap pembelajaran lingkungan sangat efektif.
Melalui diskusi, murid-murid tidak hanya mengekspresikan keinginan mereka untuk memiliki kebun di sekolah, tetapi juga aktif dalam menyumbangkan ide dan sumber daya untuk mewujudkannya.
Dalam proses ini, Pak Segar berperan sebagai fasilitator yang mendukung dan mendorong kolaborasi antara murid-murid, bahkan mengajukan pertanyaan untuk memperluas wawasan mereka tentang perawatan lingkungan.
Kontribusi murid yang memiliki latar belakang keluarga petani menunjukkan betapa pentingnya melibatkan komunitas lokal dalam proyek lingkungan seperti ini.
Kesimpulannya, melalui kerja sama antara guru, murid, dan komunitas, pembelajaran lingkungan dapat menjadi lebih bermakna, relevan, dan berkelanjutan.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang tindakan nyata dan keterlibatan dalam menjaga bumi kita.
Situasi 2: Kepemilikan Bu Ara
Pendekatan Bu Ara untuk mengizinkan murid-muridnya memilih layout kelas mereka adalah contoh yang kuat dari memberdayakan siswa dalam proses pembelajaran.
Kepala sekolah yang mendukung proses ini menunjukkan pentingnya dukungan dari pihak sekolah dalam inisiatif guru.