Rangkuman Modul 2.2 Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional

- 12 Maret 2023, 22:11 WIB
Rangkuman Modul 2.2 Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional
Rangkuman Modul 2.2 Guru Penggerak: Pembelajaran Sosial Emosional /Pexels.com/Katerina Holmes/

Latihan dapat dilakukan secara konsisten untuk mendukung kekuatan otak bagian atas (korteks prefrontal) yang berhubungan dengan fokus, konsentrasi, dan kesadaran. Latihan rutin akan membuat otak terlatih berpikir terlebih dahulu, merencanakan respons sehingga memungkinkan perilaku yang penuh perhatian. Ini bisa membantu fokus pada pekerjaan atau apapun yang sedang dikerjakan. 

  • Empati

Empati ialah kemampuan  mengenali dan memahami serta ikut merasakan perasaan emosi orang lain, sehingga bisa melihat perspektif sudut pandang orang lain. Setelah itu, orang dapat menghargai dan memahami konteksnya. Teknik STOP bisa diterapkan pada kompetensi ini.

 Baca Juga: Teknik STOP Guru Penggerak, Pembelajaran Sosial Emosional, Tujuan Positif Menunjukkan Empati

Keterampilan berempati membantu seseorang mempunyai hubungan yang hangat dan lebih positif dengan orang lain sebab empati mengarahkan orang untuk mengurangi fokus hanya ke diri sendiri, tetapi juga belajar merespon orang lain dengan cara lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain, sehingga lingkungan yang inklusif terbentuk.  

Empati bisa dilakukan dengan langkah paling sederhana yaitu dmenaruh perhatian pada perasaan orang lain dengan bertanya:

  1. Apa yang dirasakan orang itu?
  2. Apa yang mungkin akan dia lakukan?
  3. Apa yang saya rasakan jika saya mengalami kejadian yang sama?

Empati bisa dilatih dengan cara ini:

  1. Menaruh perhatian pada perasaan orang lain
  2. Berpikir sebelum berbicara atau bertindak
  3. Meyakini bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang sama
  4. Menghargai orang lain walaupun berbeda pandangan.
  • Kemampuan Kerjasama dan Resolusi Konflik

Keterampilan yang bisa dikembangkan untuk membangun kerjasama, adalah keterampilan:

  1. menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengarkan secara aktif
  2. menyatakan sikap setuju dan tidak setuju dengan sikap saling menghargai
  3. Keterampilan mengelola tugas dan peran dalam kelompok
  • Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah hal yang secara konsisten dan berkelanjutan ditumbuhkan dan dibiasakan sejak dini, akan memungkinkan seseorang untuk bertumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih berdaya lenting dalam menghadapi segala konsekuensi yang harus dihadapi akibat keputusan yang dibuat dalam hidupnya.

 Pengambil keputusan yang bertanggung jawab akan mempertimbangkan semua aspek, alternatif pilihan, dengan konsekuensinya, sebelum mengambil keputusan. Hal yang perlu dipelajari:

  1. mengevaluasi situasi
  2. menganalisis alternatif pilihan mereka
  3. mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. 

Strategi sederhana yang bisa dipakai untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah memakai kerangka yang disebut POOCH, yaitu Problem (Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil). 

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: guru.kemendikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x