Indikator Pencapaian Kompetensi Dibuat untuk, Jawaban dan Penjelasan Soal Asesmen

24 Oktober 2022, 11:47 WIB
Indikator pencapaian kompetensi dibuat untuk, adalah pertanyaan dalam asesmen pemahaman pembelajaran. /pexels.com/Max Fischer/

INFOTEMANGGUNG.COM – Indikator pencapaian kompetensi dibuat untuk para guru agar dapat mengukur kompetensi para siswa.

Indikator Pencapaian Kompetensi atau IPK adalah perilaku yang diamati untuk menunjukkan tercapainya Kompetensi Dasar atau KD sebagai penilaian mata pelajaran yang dinilai.

IPK ini memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para guru untuk mengembangkan materi pembelajaran, sesuai dengan indikator tersebut.

Perumusannya menggunakan bentuk kalimat yang menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO). Makna dari KKO adalah aktivitas yang dilakukan oleh para siswa dengan tujuan untuk memperlihatkan kompetensi yang dimilikinya.

Baca Juga: Seseorang yang Memiliki Pola Pikir Bertumbuh Berkeyakinan Bahwa Kecerdasan dan Bakat Dapat Dikembangkan

Karena itulah IPK harus dibuat atau disusun dengan baik dan hati-hati. Karena manfaat Indikator Pencapaian Kompetensi dibuat untuk semua pihak, yaitu:

  • Guru. Menggunakan IPK untuk merancang kegiatan pembelajaran dan mengembangkan cara penilaian, misalnya melalui tes tertulis, praktek, atau non-tes.
  • Siswa. IPK bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai tes, mengukur kemampuannya sendiri.
  • Kepala Sekolah. Digunakan untuk memantau dan melakukan evaluasi pencapaian pembelajaran di kelas.

Untuk membuat IPK yang baik, ada enam langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Memahami Kompetensi Dasar.
  • Membuat uraian Kompetensi Dasar.
  • Menyusun spektrum kemampuan yang harus dikuasai.
  • Menyusun indikator berjenjang.

Baca Juga: Berdiskusi Dengan Sesama Guru Merupakan Salah Satu Cara Untuk Menggali Informasi Mengenai Kebutuhan Murid

  • Menjadikan indikator yang dibuat sebagai kelanjutan pembelajaran.
  • Memusatkan konsistensi pada kompetensi, bukan angka yang dicapai.

Bagi para siswa, indikator pencapaiannya dibuat dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimum atau KKM. Ini merupakan standar Kompetensi Dasar di mana para siswa harus mampu menguasainya.

Penjelasannya adalah para siswa mampu memberikan pendapat pribadi tentang materi pembelajaran dengan uraian rinci. Jika kompetensi dasar tersebut belum dikuasai, berarti memang belum mencapai standar KKM.

Sekali lagi ditegaskan bahwa indikator pencapaian kompetensi dibuat untuk membuat patokan pencapaian, tapi bentuknya adalah pemahaman, bukan patokan nilai tertentu. Bukan apakah siswa itu lulus atau tidak.

Dari indikator inilah nanti para guru bisa menilai kemampuan para siswa serta mencari cara pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.

Baca Juga: Mengidentifikasi Kemampuan Prasyarat yang Perlu Dimiliki Siswa Adalah Langkah Pertama Dalam Merancang Asesmen

Jika siswa masih berada di bawah nilai indikator, maka guru bisa menemukan cara yang lebih baik agar pemahaman siswa bisa ditingkatkan agar bisa mencapai standar pemahaman yang ditentukan.

Dengan demikian, siswa juga bisa lebih terpacu semangat belajarnya karena mendapatkan dukungan dan cara pembelajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan pribadinya.

Indikator pencapaian kompetensi dibuat untuk keberhasilan semua pihak dalam pembelajaran, agar tercapai standar kompetensi yang digariskan.***

Disclaimer: Artikel ini bisa digunakan untuk membantu siswa belajar namun tidak menjamin kebenaran mutlak. Karena tidak menutup kemungkinan orang tua atau siswa melakukan eksplorasi jawaban lainnya.

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: panduanmengajar.com

Tags

Terkini

Terpopuler