Temu Kebangsaan 2023 : Tempat 'Nongkrong' Berkualitas Anak Muda Indonesia yang Peduli Isu GEDSI

- 19 Juli 2023, 12:48 WIB
Temu Kebangsaan 2023 : Tempat
Temu Kebangsaan 2023 : Tempat /Dokumentasi Tembang 2023/

INFOTEMANGGUNG.COM - Temu Kebangsaan Orang Muda (Tembang) adalah ruang pertemuan orang-orang muda di Indonesia. Forum ini diprakarsai oleh lima lembaga yakni, Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KOMKEP KWI), Jaringan Gusdurian (JGD), Biro Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (BPR PGI), Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), dan Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN PERADAH).

Sejak 2016, Tembang hadir untuk mempertemukan aktor-aktor gerakan orang muda yang berasal dari latar belakang berbeda, untuk mendiskusikan tantangan, memetakan strategi dan merumuskan solusi sebagai buah pikir bersama.

Hingga 2023, Tembang telah memiliki enam angkatan dan menghasilkan lebih dari 500 orang Alumni Tembang yang memiliki perspektif keberagaman.

Baca Juga: 20 Daftar Ponpes Di Surabaya Yang Berkualitas, Dijamin Bikin Betah dan Auto Pinter!

Alumni Tembang mempunyai komitmen untuk terus mendorong penyelenggaraan ruang pertemuan ini sebagai upaya merawat keberagaman dan menciptakan orang muda yang peka terhadap isu kebangsaan yang berkembang.

Berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya, metode penyelenggaraan Temu Kebangsaan Orang Muda 2023 terdiri dari: keynote speech, seminar, talkshow, dan bermain peran (roleplay) sesuai dengan isu yang sedang berkembang di Indonesia pada masa sekarang.

Isu tersebut yaitu Demokrasi Digital, Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, hingga Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI).

Forum Temu Kebangsaan (Tembang) Tahun 2023 telah dilaksanakan selama tiga hari, 14-16
Juli 2023, di Pondok Remaja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Cisarua, Bogor.

Tema tahun ini dipilih karena melihat pesta demokrasi semakin dekat dan perlu adanya
penanaman nilai perdamaian dan inklusivitas di ruang digital.

Erna Samosir, ketua panitia Tembang 2023 menyatakan, ”Kami berharap para peserta Forum Tembang 2023 ini dapat berkontribusi aktif dalam membangun demokrasi digital yang kritis, sistematis dan membawa manfaat bagi kehidupan bersama, karena peran orang muda sangatlah diperlukan dalam menciptakan keberpihakan terhadap isu sosial di sekitarnya”.

Dari sekitar 150 pendaftar, ada 90 orang yang dipilih melalui seleksi berkas dan wawancara.
Pelaksanaan seleksi wawancara diperlukan untuk mengetahui kesiapan dan komitmen calon
peserta dalam mengaktualisasikan nilai dan pengalaman yang mereka peroleh selama acara
berlangsung terutama di komunitas mereka masing-masing.

Baca Juga: Lika-Liku Perjalanan Karir Pendiri Astra International Pernah Difitnah Hingga Masuk Penjara

Para peserta berasal dari lembaga yang menginisiasi forum Tembang, hingga masyarakat umum. Selain itu, para peserta tidak hanya hadir dengan keragaman agama/keyakinan, suku, gender, tapi juga asal daerah yang beragam.

Tidak hanya berasal dari JABODETABEK, tahun ini para peserta Tembang 2023 juga datang dari berbagai wilayah, ada yang berasal dari Bali, Kalimantan, Ambon, hingga Makassar.

Pada sesi sambutan pembukaan, Romo Frans Kristi Adi Prasetya, selaku Steering Comitee
Tembang pada Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI)
menyampaikan sebuah pesan dengan mengutip kalimat Paus Fransiskus, “Kamu boleh
bertanya siapa aku. Tapi mulailah sekarang bertanya, untuk siapa aku ada.”

Berikutnya, ia menambahkan agar kita semua tidak terjebak pada algoritma digital yang
mempolarisasi para pengguna internet,

Romo Kristi mengatakan, “Jangan sampai di tengah kebebasan digital ini, aku
yang semakin otonom, aku klik maka aku ada, justru makin terkurung dalam algoritma
digital yang semakin membuat aku egois, terkotak-kotak, lalu abai pada kemanusiaan,
penderitaan sesama, dan ketidakadilan.”

Adapun narasumber yang dihadirkan merupakan para ahli di bidangnya. Keynote Speaker
kali ini diisi oleh Abdul Gaffar Karim, Ketua Departemen Pemerintahan FISIP UGM.

Berikutnya, sesi seminar oleh Marthella Sirait, penggagas startup Koneksi Indonesia Inklusif
(Konekin), hadir dengan membawa materi mengenai inklusivitas dan tantangannya di
Indonesia dan Cakra Yudi Putra, Direktur Kemitraan Total Politik yang membicarakan topik
Demokrasi Digital.

Pada sesi Talkshow, Pendeta Jimmy Sormin, Sekertaris Eksekutif Bidang
Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (KKC PGI) hadir.

Ia mendiskusikan topik Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) dan Moudy
Chyntia yang menyajikan topik GEDSI sekaligus pengalamannya bersama LSM yang ia
dirikan, Metamorfosis.

Merry Rosari Kurniawati, salah satu peserta yang merupakan representasi dari KWI yang
berasal dari Bali, menyampaikan pengalamannya saat menonton film di sesi menonton film
pendek bersama berjudul “Kos-kosan”.

Film itu menceritakan pengalaman toleransi dalam kehidupan masyarakat, “Diskusi agama selalu penuh stigma negatif. Adanya toleransi untuk saling menjaga untuk hari raya keagamaan sehingga acara kondusif, begitu pula dengan budaya dan etnis.”

Baca Juga: Menjadi Warisan Budaya Indonesia, Ini 5 Tempat Pencak Silat di Banten yang Harus Kalian Kunjungi

Di hari terakhir, peserta disibukkan dengan rangkaian acara yang dimulai dengan ibadah yang menyesuaikan dengan agama dan keyakinan masing-masing, Outbound yang bertujuan mengakrabkan peserta, upacara penutupan, serta penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL),
hingga perumusan poin deklarasi.

Adapun poin-poin deklarasi yang telah dirumuskan bersama oleh para peserta Temu Kebangsaan 2023 adalah sebagai berikut :

“Sebagai aksi bersama orang muda yang kritis dan berintegritas, kami orang muda
berkomitmen untuk:
1. Menggunakan hak suara kami dalam PEMILU 2024.
2. Mengimplementasikan nilai kemanusiaan dalam kehidupan.
3. Mendorong terpenuhinya kebebasan beragama dan berkeyakinan melalui kampanye atau advokasi di media sosial.
4. Mendukung kesiapan orang muda yang inklusif dan berdaya saing secara profesional.

Kegiatan Tembang 2023 ditutup oleh Pendeta Gomar Gultom, selaku Steering Comitee
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Ketua umum PGI).

Beliau menyampaikan, “Melalui Tembang Orang Muda ini, saya mengajak kita semua memperteguh dan merawat komitmen untuk selalu menjaga keragaman, keindahan dan kesatuan suku bangsa yang Indonesia miliki. Dan mari berbagi ruang publik dengan rukun dan penuh damai berasaskan keadilan dan kemanusiaan.” ***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x