Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Sistem pemilihan umum (pemilu) merupakan ekspresi paling konkrit dari pelaksanaan demokrasi. Oleh karena itu, tugas terbesarnya adalah membangun sistem pemilu yang dapat memperkuat eksistensi nilai dan pranata demokrasi, serta keberlangsungan pelaksanaan demokrasi itu sendiri.
Pemilu tentu bukan satu-satunya tolok ukur eksistensi dan kualitas demokrasi, namun tanpa pemilu yang demokratis kualitas demokrasi di negara tersebut tentu tidak berarti banyak.
Hal tersebut disampaikan Firman Noor pada Selasa (5/9/2023) pada pemeriksaan berikutnya Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 7 (UU Pemilu) Tahun 2017 yang digelar di Ruang Sidang Pleno MK.
Baca Juga: 5 Kecamatan di Magelang Paling Sedikit Penduduknya, Sudah Pernah Dengar Daerah Ini?
Agenda rapat kali ini antara lain mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh Vaalija Demokratietialiitto (Perludem) selaku pihak terkait dalam Perkara No. 114/PUU-XX/2022. Selain Firman, Perladem juga menghadirkan pakar Charles Sitabura.
Firman Noor, peneliti Pusat Riset Politik Pusat Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), juga memaparkan beberapa prinsip sistem pemilu demokrasi yang berbeda. Pemilu dapat, antara lain, menawarkan kepada masyarakat pilihan terbaik dengan menghadirkan mereka semaksimal mungkin dengan pilihan yang tersedia.
“Menurut Institute for Democracy and Electoral Assistance, masalah transparansi dan hak akses informasi sesuai pedoman kerangka hukum saat mengkaji kewajiban pemungutan suara internasional merupakan salah satu poin terpenting dalam penyelenggaraan pemilu demokratis.”
Artinya, tanpa informasi lengkap dan sepengetahuan wakilnya, ada kemungkinan akan muncul orang yang tidak mewakili pilihan rakyat," ujarnya secara daring dalam sidang yang dilansir oleh Info Temanggung pada 15 Juni 2023.
