Banyaknya anak usia SD dan SMP yang mengajukan dispensasi nikah di Blitar bisa terjadi karena minimnya pengetahuan orang tua akan pentingnya mengenyam pendidikan tinggi untuk masa depan anak-anak mereka, sehingga anak-anak mereka tidak dapat bersaing di dunia kerja dengan skill mereka yang minim. Jadi, orang tua mengizinkan anak-anak mereka untuk menikah muda.
Fenomena tidak biasa tersebut mengundang Psikolog, Indah SJ, M.Psi. untuk berkomentar, “Hal ini menandakan bahwa edukasi terkait pentingnya pendidikan belum menyebar merata di Indonesia, ketika banyak anak yang putus sekolah mereka merasa bahwa menikah adalah jalan keluarnya, padahal untuk menjalankan pernikahan butuh juga yang namanya pendidikan.”
Indah menambahkan, “Ketika akan menikah perlu yang namanya kematangan emosi, kemampuan problem solving, dan keterampilan decision making. Semua pengetahuan tersebut bisa didapatkan dari Sekolah. Dalam mengatasi hal tersebut perlu dilakukan edukasi terhadap orang tua dan anak-anaknya tentang pentingnya pendidikan dalam proses menjalani kehidupan, termasuk menikah.”
Baca Juga: Lihai Mencongkel Motor di Parkiran Proyek Kilang Minyak di Balikpapan, GM Belajar dari YouTube
Sesuai dengan pernyataan Psikolog tersebut, pemerintah Blitar penting untuk melakukan edukasi terhadap orang tua dan anak-anak tentang pendidikan dan bahaya pernikahan dini. Diharapkan dengan begitu generasi berikutnya akan terhindar dari fenomena pernikahan dini.***