Jadi tetap, isu 3 periode itu merupakan sesuatu yang menggiurkan.
Baca Juga: 6 Tempat Wisata Terbaru di Yogyakarta, Nikmati View Keindahan Alam dari Ketinggian
Jika memandang secara filosofis, kekuasaan itu selalu dianggap mampu menghipnotis, sementara kemampuan kita supaya bisa keluar dari hipnotis tersebut dengan cara ditegur secara radikal, karna teguran radikal adalah revolusi.
Yang menjadi pertanyaan, kenapa isu seperti ini terus berulang? Bahkan di era demokrasi ini, mungkinkah ini semacam culture, seperti wacana bahwa rakyat akan mendapatkan pemerintahan sebagaimana mereka kehendaki.
Jadi bisa dikatakan bahwa kesalahan tidak sepenuhnya dari penguasa, melainkan rakyat juga yang terkadang memberikan afirmasi terhadap ambisi-ambisi penguasa seperti halnya ambisi pak Jokowi.
"Benar rakyat memberi afirmasi, tapi seharusnya pak Jokowi melarang afirmasi dan apresiasi terima kasih sebelum masa periode berakhir karna itu kan hal yang dapat menimbulkan sinyal-sinyal afirmasi rakyat untuk tidak merelakan Jokowi, dan ingin supaya Jokowi melanjutkan periode, untuk apresiasi terima kasih nanti saja setelah masa periode berakhir," jawab Rocky.
Pergantian jabatan merupakan hal yang biasa terjadi, jika berkaca ke presiden-presiden sebelumnya bahwa tidak ada yang namanya kesempurnaan tetapi saling melengkapi.***