Sebelumnya, Amin juga sudah mengingatkan Pemerintah Indonesia ketika diketahui terjadi pembengkakan biaya pada projek ini.
China menawarkan harga projek yang lebih murah dibandingkan Jepang dan dikerjakan dengan skema Business to Business (B2B).
Ternyata di tengah pelaksanaannya projek ini membuat jurang dilema baru bagi Indonesia.
Jika proyek ini dilanjutkan, maka terdapat resiko hutang yang besar bagi Indonesia.
Di sisi lain, proyek ini juga tidak dapat dihentikan karena kemajuan proyek sudah mencapai kurang lebih 80 persen dengan biaya yang tidak sedikit.
Baca Juga: Hasil Survey LSI Sebut AHY Paling Cocok Jadi Cawapres Anies Baswedan pada Pemilu 2024 Mendatang
Masalah biaya disebabkan oleh terdapat perbedaan perhitungan antara pihak Indonesia dan Cina.
“Sejak awal studi kelayakan dilakukan pihak China. Sangat aneh jika mereka tidak mampu mendeteksi potensi pembengkakan biaya tersebut. Apakah ini karena kredibilitas dan kualitas studi kelayakan yang rendah atau sebuah jebakan agar proyek rugi tersebut tetap berjalan," pungkas Amin.
Kereta cepat Jakarta - Bandung ditergetkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023.
Panjang rel kereta cepata Jakarta - Bandung adalah 142,3 km dengan empat stasiun pemberhentian yaitu Halim, Karawang, Padalarang, Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar.