Kejadian-kejadian tersebut seolah menjadi mimpi yang belum selesai. Sehingga, Pak Jokowi harus betul-betul memastikan presiden selanjutnya bisa mengatasi persoalan itu.
“Kalau Prabowo misalnya, bisa nggak Pak Jokowi percaya sepenuhnya bahwa Pak Prabowo tidak akan melakukan satu langkah yang memungkinkan Pak Jokowi merasa tidak nyaman,” ucap Rocky.
Dia juga coba membandingkan masa-masa akan lengsernya Jokowi dengan lengsernya Presiden Soeharto.
Seperti yang diketahui bahwa Soeharto menjabat sebagai presiden dalam rentang waktu begitu lama. Kondisi itu akhrinya memicu pergolakan dan protes dari masyarakat.
Baca Juga: Video Benny Ramdhani Viral: Siap Tempur Lawan Rival Jokowi, Menimbulkan Pro Kontra di Masyarakat
Akhirnya, Soeharto pun turun dan melepaskan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 1998 lalu.
Ketika Pak Soeharto turun, semua orang akhirnya bersikap memaafkan karena dianggap bahwa Pak Harto tidak memaksakan diri untuk melanjutkan kepemimpinan.
Jadi, kesulitan Jokowi sekarang adalah dia tidak bisa meninggalkan panggung politik dengan rasa nyaman. Gelagat itu dibaca oleh lingkungannya dan didorong oleh orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga: Jokowi Bentuk Tim Khusus dalam Rangka Menindaklanjuti Kesepakatan KTT G20, Inilah Tugasnya
“Dalam filosofi, selalu dianggap bahwa kekuasaan itu menghipnotis dirinya sendiri. Kemampuan kita untuk keluar dari hipnotis itu hanya bisa kalau ditegur secara radikal,” kata Rocky.