Pada saat itu, diketahui bahwa seorang anggota polisi bernama Bripka Dirgantara Pradipta telah dalam kondisi berlumuran darah.
Para saksi yang mendapati kejadian tersebut pun langsung sigap untuk memberikan pertolongan darurat, yakni dengan membawa korban ke rumah sakit terdekat yakni RS Indriyati Solo.
Dari RS Indriyati, korban kemudian diberikan rujukan untuk dirawat secara intensif di RS Moewardi Surakarta.
Pasca kejadian, Polri sendiri telah membentuk tim gabungan yang bertugas untuk melakukan penyelidikan lanjutan terkait penyebab pasti terjadinya ledakan di Asrama Brimob, Sukoharjo.
Baca Juga: Dua Pekan Lebih Lukas Enembe Menjadi Tersangka, KPK Tidak Berani Jemput Paksa, Mengapa?
Tim penyelidikan ini melibatkan setidaknya tiga jajaran kepolisian yang terdiri dari Polresta Solo dan Poda Jawa Tengah yang kemudian dibantu oleh Satgaswil Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
“Mohon bersabar, kita tunggu bersama perkembangannya,” ucap Dedi melanjutkan.
Lebih lanjut, mengenai peristiwa ledakan di Asrama Brimob, Sukoharjo ini, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi menyebut bahwa dipastikan ledakan terjadi bukan akibat aksi terur.
Hal tersebut terungkap dari olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dijalankan oleh Jibom, ditemukan adanya bubuk hitam yang tercecer di sekitar lokasi kejadian.
Ditengarai bahwa bubuk hitam tersebut merupakan bahan pembuatan petasan hasil sitaan.