Saat itu tidak mudah mencari bahan bendera karena Jepang sedang terlibat dalam Perang Dunia II dan bahan kain tidak mudah didapat. Seorang Jepang, Shimizu memberi beberapa lembar kain guna dijahit jadi Bendera Merah Putih setelah membujuk militer penjaga gudang.
Fatmawati yang senang bukan main langsung menjahit bendera itu. Sambil menitikan air mata, Fatmawati menjahit bendera Indonesia dengan alat jahit tangan di ruang makan. Ukuran bendera 2×3 meter.
Baca Juga: HUT Kemerdekaan RI ke-77, Jokowi: Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat!
Fatmawati menjahit bendera itu sedikit demi sedikit menggunakan mesin jahit merk Singer yang dioperasikan pakai tangan. Pasalnya dokter melarang Fatmawati memakai kakinya untuk mengoperasikan mesin jahit.
"Bagi saya, Ibu Fatmawati ialah sosok dengan visi serta pandangan ke depan. Karena jasa beliau, kita memiliki bendera pusaka yang dijahit dengan tangan beliau sendiri, dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," ujar Ketua DPR Puan Maharani seperti dikutip Info Temanggung.com dari website Kemenko PMK.
Guna mengenang jasa Fatmawati, pada Bundaran Simpang Lima Bengkulu, pemerintah RI membangun Monumen Pahlawan Nasional untuk Ibu Agung Hj. Fatmawati.
Di peresmian monumen itu Presiden RI Joko Widodo menghimbau generasi muda agar meneladani sikap kerelaan berkorban dan kenegarawanan untuk kesejahteraan rakyat seperti yang ditunjukkan Ibu Fatmawati.***