Semangat Tidak Dapat Dibunuh, Detik detik Soekarno Meninggal Tetap Menginspirasi

- 21 Juni 2022, 11:25 WIB
Presiden Soekarno/Dunia Batin 2 Macan Asia
Presiden Soekarno/Dunia Batin 2 Macan Asia /

Presiden pertama bertahan lima tahun dengan pengobatan tradisional. Minggu, 21 Juni 1970, sang proklamator mengalami koma. Dr. Mahar Mardjono menghubungi keluarganya.

Pukul tujuh pagi kamar Bung Karno dibuka. Anak-anaknya dan salah satu istri Hartini menyerbu ke dalam.

Beberapa waktu setelah itu, perawat mencabut alat bantu pernafasan dan selang makanan. Anak-anak Bung Karno mengumandangkan takbir.

Baca Juga: 30 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha Juli 2022 Paling Keren!

Putri paling besar Megawati membisikkan syahadat di telinga ayahnya. Pada nafas terakhirnyakata yang diucapkan Bung Karno ialah “Allaaah ....”

Sebelum meninggal dokter mediagnosis Bung Karno menderita depresi karena kerap duduk termenung. Memorinya mengalami perubahan, kesehatannya terus merosot.

Ia sempat merayakan hari lahir ke-69 di Wisma Yaso pada tanggal 6 bersama anak-anaknya dan Hartini.

Dua hari sebelum tutup usia, Bung Karno sempat berbicara dengan Mohammad Hatta. Ia juga sempat bertemu Ratna Sari Dewi dengan anaknya yang datang dari Jepang. Bertemu sebelum koma, mereka seakan mengantar Bung Karno tutup usia.

Yang menarik, sebelum wafat, Bung Karno yang memiliki kata-kata yang bisa membakar jiwa patriotisme sempat menyampaikan kaliat yang berarti pada ajudan setianya Sidarto Danusubroto. Sidartolah yang terus menemaninya selama ia jadi tahanan rumah.

Dikenang Sidarto, dengan raut wajah tegas, Soekarno berkata, "Catat ya, To," katanya pada Sidarto, "Jiwa, ide dan ideologi, serta semangat tak akan bisa dibunuh." Sidarto sangat terinspirasi. Ia bertekad meneruskan apa yang Bung Karno lakukan, salah satunya membantu masyarakat yang memerlukan bantuan.***

Halaman:

Editor: Rian Dwi Atmoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah