Semangat Tidak Dapat Dibunuh, Detik detik Soekarno Meninggal Tetap Menginspirasi

21 Juni 2022, 11:25 WIB
Presiden Soekarno/Dunia Batin 2 Macan Asia /

INFOTEMANGGUNG.COM - Detik-detik terakhir proklamator Soekarno tidak membuat bangsa ini merasa telah berbuat selayaknya. Perlakuan kepadanya tidak setimpal dengan jasanya.

Namun ada kata-katanya di saat akhir yang tetap menginspirasi Indonesia. Katanya semangat tidak bisa dibunuh.

Bung Karno menginginkan dimakamkan pada Istana Batu Tulis bila meninggal, tetapi penggantinya memerintahkan dia dimakamkan di Blitar.

Sang proklamator wafat tanggal 21 Juni 1970 di sebuah kamar kecil rumah sakit yang dijaga banyak lapisan tentara.

Sebelumnya ia ada di Wisma Yaso, tempat dia diasingkan sejak tanggal 16 Juni. Dia seperti tahanan dengan sejumlah alat penyadap di wisma itu.

Baca Juga: BRIN: Kebijakan Pajak Karbon Membuktikan Indonesia Serius Mengurangi Gas Rumah Kaca

Di wisma itu Bung Karno tidak kunjung mendapat makanan yang diinginkannya. Sarapan dengan roti bakar tidak akan diperolehnya.

Ganti minta pisang tidak ada buah di sana, akhirnya minta nasi kecap pun ditolak karena tidak ada nasi. Akhirnya dia harus ke Bogor untuk sarapan.

Seperti diketahui bangsanya kesehatan presidern pertama memburuk sejak Agustus 1965. Dia menderita gagal ginjal.

Presiden pertama bertahan lima tahun dengan pengobatan tradisional. Minggu, 21 Juni 1970, sang proklamator mengalami koma. Dr. Mahar Mardjono menghubungi keluarganya.

Pukul tujuh pagi kamar Bung Karno dibuka. Anak-anaknya dan salah satu istri Hartini menyerbu ke dalam.

Beberapa waktu setelah itu, perawat mencabut alat bantu pernafasan dan selang makanan. Anak-anak Bung Karno mengumandangkan takbir.

Baca Juga: 30 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha Juli 2022 Paling Keren!

Putri paling besar Megawati membisikkan syahadat di telinga ayahnya. Pada nafas terakhirnyakata yang diucapkan Bung Karno ialah “Allaaah ....”

Sebelum meninggal dokter mediagnosis Bung Karno menderita depresi karena kerap duduk termenung. Memorinya mengalami perubahan, kesehatannya terus merosot.

Ia sempat merayakan hari lahir ke-69 di Wisma Yaso pada tanggal 6 bersama anak-anaknya dan Hartini.

Dua hari sebelum tutup usia, Bung Karno sempat berbicara dengan Mohammad Hatta. Ia juga sempat bertemu Ratna Sari Dewi dengan anaknya yang datang dari Jepang. Bertemu sebelum koma, mereka seakan mengantar Bung Karno tutup usia.

Yang menarik, sebelum wafat, Bung Karno yang memiliki kata-kata yang bisa membakar jiwa patriotisme sempat menyampaikan kaliat yang berarti pada ajudan setianya Sidarto Danusubroto. Sidartolah yang terus menemaninya selama ia jadi tahanan rumah.

Dikenang Sidarto, dengan raut wajah tegas, Soekarno berkata, "Catat ya, To," katanya pada Sidarto, "Jiwa, ide dan ideologi, serta semangat tak akan bisa dibunuh." Sidarto sangat terinspirasi. Ia bertekad meneruskan apa yang Bung Karno lakukan, salah satunya membantu masyarakat yang memerlukan bantuan.***

 

 

Editor: Rian Dwi Atmoko

Tags

Terkini

Terpopuler