Jejak Sejarah Dibalik Cita Rasa Manis Kuliner Jawa Tengah, dari Pohon Kelapa Hingga Tanam Paksa

- 1 Agustus 2023, 10:08 WIB
Nagasari, salah satu camilan khas dari Jawa yang memiliki rasa manis.
Nagasari, salah satu camilan khas dari Jawa yang memiliki rasa manis. /Instagram @rondut/

INFOTEMANGGUNG.COM - Kuliner Jawa, termasuk Yogyakarta atau Jogja, memiliki ciri khas rasa manis yang terasa lebih kuat dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Selain masakan, minuman dari Jawa Tengah dan Yogyakarta juga memiliki ciri khas manis.

Berbagai jenis minuman tradisional seperti wedang jahe, wedang ronde, es dawet, es cendol, dan wedang uwuh merupakan contoh minuman yang bercita rasa manis yang khas.

Baca Juga: Sajian Manis Nan Gurih: Resep Kue Wafel yang Menggugah Selera

Ternyata, di balik ciri khas rasa manisnya ini terdapat jejak sejarah dan kearifan budaya yang membentuk identitas kuliner khas Jawa Tengah.

Pengaruh Alam dan Gula Jawa

Kecenderungan rasa manis dalam kuliner Jawa dan Jogja memiliki akar sejarah yang menarik. 

Pulau Jawa yang kaya akan pohon kelapa memicu masyarakat lokal untuk memanfaatkannya dengan membuat gula kelapa (gula Jawa), yang menciptakan rasa manis yang khas.

Pengaruh Sejarah dan Produksi Gula

Pada masa penjajahan Belanda pada abad ke 19, sistem tanam paksa yang diberlakukan oleh Van Den Bosch mewajibkan petani di Jawa menanam tebu untuk produksi gula. 

Baca Juga: Spaghetti: Menggoda Selera dengan Kelezatan Sederhana Yang Menggugah Selera

Bertahun-tahun lalu, hampir seluruh sawah di Jawa Tengah dipaksa untuk menanam tebu oleh penguasa kolonial Belanda. 

Keputusan ini berdampak besar pada kehidupan rakyat setempat, karena mereka kehilangan makanan pokoknya, yaitu nasi. 

Kelaparan melanda dan untuk bertahan hidup, mereka menggunakan air perasan tebu untuk memasak dan menggantikan nasi. Kondisi ini membentuk kecenderungan rasa manis pada kuliner Jawa Tengah. 

Rasa manis yang dominan dalam hidangan menjadi sebuah cara untuk mengatasi masa-masa sulit dan mencari kebahagiaan di tengah keterbatasan.

Keraton Solo dan Jogja memiliki peran penting dalam produksi gula, yang berdampak pada cita rasa manis di makanan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Khas Tulungagung, Rasanya Tidak Tanggung-tanggung

Kearifan Budaya Jawa

Tidak hanya faktor sejarah, tetapi kearifan budaya Jawa juga membentuk makanan manis sebagai simbol kebahagiaan dan keberkahan. 

Makanan manis menjadi bagian penting dalam upacara adat, pernikahan, dan perayaan tradisional.

Saat momen-momen bahagia tersebut, hidangan manis disajikan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para tamu undangan.

Hingga saat ini, makanan manis yang wajib ada saat perayaan tradisional adalah jenang, bubur merah, klepon dan masih banyak lagi.

Terjawab sudah mengapa masakan Jawa, terutama Yogyakarta dan Solo memiliki ciri khas rasa manis yang kental dibandingkan dengan daerah lain.

Meskipun beragam masakan dan minuman mengalami perkembangan, cita rasa manis tetap dijaga sebagai ciri khas.

Rasa manis bukan sekadar rasa, tetapi juga mencerminkan kearifan budaya dan sejarah panjang pulau Jawa.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: YouTube @Kok Bisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah