Hal ini terungkap karena Henry Molaison selalu mengulang perkataannya, menanyakan hari, berulang kali melupakan kejadian yang barusan dialaminya, bahkan hingga minta makan berkali-kali.
Para ilmuan lantas meneliti kejadian yang dialami oleh Henry tersebut. Mereka akhirnya menemukan fakta baru tentang otak yang kita pahami hingga sekarang.
Sejak saat itu hidup Henry Molaison didedikasikan untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Hasil penemuannya menjadi study dasar tentang memori.
Dari temuannya, kita menjadi tau bahwa setiap otak memiliki fungsi masing-masing. Fakta ini membantah asumsi orang zaman dahulu yang mengira ingatan itu dibentuk dari semua bagian otak.
Baca Juga: Bocah Bangladesh Main Petak Umpet di Kontainer, Terbawa Sampai Malaysia
Berdasarkan penelitian juga, kita memperoleh fakta bahwa ada bagian otak yang memproses jangka pendek dan jangka panjang. Berkat otak Henry, scientist bisa mengulik tentang neuron otak dan bagaimana cara memperkuat otot memori.
Bahkan yang paling ekstrem ada study mengembalikan memori yang hilang dan kemungkinan akan diterapkan pada manusia.
Di usia 82 tahun Henry Molaison menghembuskan napas terakhirnya. Selama 55 tahun lamanya ia hidup sebagai manusia tanpa menciptakan memori.
Otaknya disimpan di laboratorium sebelum akhirnya dimodelkan menjadi digital untuk dipelajari para ilmuan di seluruh dunia. Kisahnya akan terus diteliti demi memajukan ilmu tentang bagian tubuh yang masih menjadi misteri.