Network
Merespons hal tersebut, Turki dengan cepat mengembangkan sistem pencitraan dan penargetan berupa dronenya sendiri.
"Peralatan pengawasan dan pengintaian yang mereka kembangkan untuk UAV dapat digunakan hingga ketinggian maksimal dan menerjang kondisi cuaca ekstrim,” ucap Görgün dikutip dailysabah.com.
Baca Juga: Ajukan Penambahan Alutsista, Panglima TNI Akui Kelemahan Pertahanan dan Ingin Perkuat Keamanan IKN
"Sistem pengawasan pengintaian yang dapat melakukan pencitraan termal, penandaan laser, dan pelacakan target siang dan malam. Ini hanya salah satu dari keluarga produk militer kami. Kami sedang mengembangkan peralatan ini untuk sistem sayap tetap. Keberhasilan CATS terbukti,” lanjutnya.
Sistem yang dihasilkan sudah dipergunakan sejak 2020 untuk pertama kalinya dan 40 perangkat diantaranya telah dikirimkan sejauh ini.
Turki mampu memproduksi 6 unit per bulan dan sedang berusaha untuk ditingkatkan hingga 10 unit per bulannya dengan mengembangkan versi lanjutan dan akan digunakan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kurikulum Terus Berubah, Siswa Protes Kewalahan
Harapan kedepannya semoga perkembangan dari peningkatan versi drone ini berjalan dengan baik layaknya drone Bayraktar TB2 Turki yang sudah berhasil.
Bahkan sejak November tahun lalu drone ini sudah melakukan uji tembak yang sukses dengan menggunakan amunisi buatan dalam negeri dan CATS. ***
