Network
Akhirnya karena putus asa, Byzas pergi ke Delphi, ke kuil pemujaan Dewa Apollo untuk meminta petunjuk. Peramal yang hidup di kuil terkenal tepat ramalannya, asalkan dituruti tepat seperti yang diceritakan.
Setelah si Peramal berkomunikasi dengan Dewa Apollo, akhirnya ia menjawab. Bahwa Byzas harus mendirikan kota di seberang Tanah Orang Buta.
Byzas dan rombongannya kemudian pergi dan berusaha mencari Tanah Orang Buta. Tapi berbulan-bulan mereka mencari, tidak ada seorangpun yang tahu dimana tanah itu berada. Hingga suatu hari mereka sampai di Selat Bosporus.
Baca Juga: Bukan Dijual! Begini Solusi Terbaik untuk Bebas dari Riba KPR Menurut UAH
Mereka melabuhkan kapal di kota Chalcedon untuk beristirahat. Ternyata kota ini sangat buruk. Jalanannya kotor, banyak pemabuk dan pencuri. Karena sudah putus asa, Byzas lalu minum sampai mabuk.
Keesokan harinya, sambil masih merasa pusing dia mendaki sebuah bukit di sisi kota. Di atas bukit dia memandang jauh hingga ke seberang Selat. Betapa terkejutnya dia saat melihat bahwa di seberang Selat ternyata tanahnya sibur.
Tanahnya terlihat hijau segar, banyak bunga dan pohon buah. Terlihat ada sungai dan danau yang airnya jernih. Sementara hewan liar yang berkeliaran semuanya sehat dan gemuk. Melihat itu Byzas berseru,”Bagaimana mungkin orang di Chalcedon bisa hidup kotor seperti ini? Sementara di seberang sana ada tanah yang subur dan indah. Apa mereka semua buta?”
Saat itulah Byzas mengerti bahwa dia telah menemukan Tanah Orang Buta yang dimaksudkan oleh si Peramal Apollo itu. Jadi itulah tanah subur yang akan menjadi tempatnya.
Akhirnya di tanah yang subur itulah Byzas membangun kota yang disebut Byzantium. Makin lama kota itu makin besar dan kerajaannya terkenal ke mana-mana. Pada masa pemerintahan Romawi Kuno, kota Byzantium ini diganti namanya menjadi Konstatinopel.
Baca Juga: Awas! Jangan Masuk Kamar Mandi Dengan Ini, Kata Ustadz Abdul Somad
