Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Sepasang anak dengan karakter berlawanan diculik. Satu anak dimasukkan ke sekolah baik untuk jadi putri, yang satu lagi dimasukkan ke sekolah jahat untuk jadi penyihir. Bisakah masing-masing anak memilih sesuai keinginannya?
Penculikan pertama terjadi dua ratus tahun sebelumnya. Terjadi setiap empat tahun sekali. Beberapa tahun diambil dua anak laki-laki, beberapa tahun lagi dua anak perempuan, kadang-kadang masing-masing satu. Tetapi jika pada awalnya pilihannya tampak acak, sekarang polanya terlihat jelas.
Anak yang satu selalu terlihat baik, anak yang diidamkan setiap orang tua. Yang satunya lagi anak yang sederhana dan aneh, sering diasingkan sejak lahir. Sepasang anak seperti itu yang diculik dan diasingkan.
Baca Juga: 10 Bisnis Sampingan Untuk Mahasiswa Dijamin Cuan dan Mudah Dilakukan
Dua anak telah diculik dari Gavaldon untuk tidak pernah kembali. Kebanyakan anak takut bila diculik, kecuali Sophie. Dia telah bermimpi sepanjang hidupnya menjadi seorang putri. Sahabatnya Agatha punya ide yang berlawanan.
Ketika kedua gadis itu diculik tapi segalanya tidak berjalan sesuai rencana Sophie. Ia yang ingin jadi putri dimasukkan ke sekolah jahat. Tapi terkadang putri dan penyihir tidak terlihat seperti di dongeng.
School for Good and Evil adalah serial fantasi dongeng oleh Soman Chainani yang terdiri dari tujuh buku, dua trilogi utama serta satu buku tambahan.
Baca Juga: Renungan Harian Kristen Hari Ini: Pandangan yang Benar Atas Kekayaan
Sophia Anne Caruso berperan sebagai Sophie dan Agatha diperankan oleh Sofia Wylie. Ketika mereka menavigasi sekolah mereka menemukan diri mereka di sisi yang berseberangan dari peperangan antara yang baik dan yang jahat.
