Cerita Rakyat: Kota Banyuwangi Bukti Kejujuran Surati

20 Juni 2022, 23:47 WIB
Cerita Rakyat Kota Banyuwangi Bukti Kejujuran Surati /Tangkap layar youtube Riri Cerita Anak Interaktif

INFOTEMANGGUNG.COM - Siapa yang tidak kenal Banyuwangi? Kota yang tersohor dengan keindahan alam dan budayanya ini ternyata juga memiliki cerita rakyat yang cukup populer.

Cerita tersebut bermula dari sebuah kerajaan bernama Blambangan. Di kerajaan itu, hidup seorang raja dan  putra tunggalnya, bernama Raden Banterang.

Dalam cerita rakyat disebutkan, suatu hari Raden Banterang pergi berburu bersama para pengawalnya. Namun, di tengah perburuannya tersebut, Raden Banterang bertemu dengan seorang perempuan cantik.

Ia adalah Surati, seorang putri dari kerajaan Kalungkung yang sedang menyelamatkan diri dari peperangan. Tak tega melihatnya sendirian di hutan, akhirnya Raden Banterang mengajaknya tinggal bersama di istana.

Baca Juga: Cerita Rakyat Riau: Kisah Burung Bayan Pintar dan Laki-laki si Penggetah yang Mengajarkan Kesederhanaan

Surati merupakan sosok yang ramah dan baik dalam cerita rakyat Banyuwangi. Tidak heran jika Raden Banterang jatuh hati dan berani mempersuntingnya.

Suatu hari, Surati memutuskan untuk pergi jalan-jalan di luar istana. Tak disangka, ada seseorang berbaju lusuh memanggil-manggil namanya.

Pria lusuh itu ternyata adalah Rupaksa, kakak kandung dari Surati. Sang kakak ternyata masih memiliki dendam dengan kerajaan Bamblangan dan mengajak adiknya untuk balas dendam.

Sayangnya, Surati menolak ajakan kakaknya tersebut. Mendengar tolakan Surati, Rupaksa kemudian geram dan memiliki maksud buruk kepada adiknya.

Akal liciknya pun beraksi, ia meminta Surati menyimpan ikat kepala kerajaan Kalungkung di bawah bantalnya sebagai kenang-kenangan.

Tak sampai di situ, dalam cerita rakyat disebutkan, setelah menemui Surati, Rupaksa kemudian mencari Raden Banterang dan menghasutnya.

Baca Juga: Cerita Rakyat Sumatera Barat: Danau Maninjau, Rasa Dendam Berbuah Petaka

“Raden Banterang, kuberitahu padamu. Ada yang sedang merencanakan pembunuhanmu,” ujar Rupaksa kepada Raden Banterang.

Dengan bingung, Raden Banterang menjawab, “apa maksudmu pria tua?”

“Istrimu dan kakaknya sedang merencanakan pembunuhan kepadamu. Jika kau tak percaya, cek saja di bawah bbantanya, di sana istrimu menyimpan ikat kepala kakaknya dari kerajaan Kalungkung,” tegas Rupaksa.

Mendengar kabar itu, Raden Banterang langsung lari ke istana untuk mengecek keberadaan ikat kepala itu. Setelah menemukannya, ia langsung bergegas mencari Surati.

Akibat hasutan tersebut, perdebatan antara Raden Banterang dan Surati pun terjadi. Karena kecewa atas tuduhan suaminya, Surati pun bersumpah untuk membuktikan bahwa dirinya tidak berbohong.

“Kakanda, jika sungai ini berubah menjadi bening dan harum, berarti adinda tidak berbohong. Selamat tinggal kakanda!” tegas Surati.

Tak disangka, sungai itu tiba-tiba berubah menjadi bening dan harum baunya. Raden Banterang pun menyesali kebodohannya dan meratapi kematian istrinya.

Itulah akhir dari cerita rakyat yang menjadi asal mula nama Kota Banyuwangi. Selain menjadi legenda, cerita ini juga memberikan pelajaran berharga agar tidak mudah terhasut oleh perkataan orang lain.***

 

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler