Ini seperti terulang pada kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang kemarin, di mana awalnya aparat berusaha untuk meredam kerusuhan yang terjadi dengan memberikan gas air mata.
Namun naas, tindakan tersebut justru menimbulkan bahaya dan mengakibatkan sebanyak lebih dari 150 orang meninggal dunia.
Tidak jauh berbeda, upaya meredam kerusuhan dengan gas air mata juga pernah dilakukan oleh aparat Ghana.
Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, PSSI Hentikan Liga 1 Selama Sepekan dan Larang Arema Jadi Tuan Rumah
Itu terjadi di Stadion Accra, Ghana, saat Heart of Oak dan juga Kotoko dipertandingkan pada tahun 2001 silam.
Mulanya, keadaan cukup kondusif ketika Kotoko mencetak keunggulan sementara atas Heart of Oak di menit-menit awal pertandingan. Sampai kemudian Heart of Oak berhasil mengejar dan membalikkan keadaan.
Kejadian ini membuat fans dari Kotoko tidak terima dan melakukan tindakan anarkis, sampai terjadilah kerusuhan besar. Aparat pun mencoba meredamnya dengan menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Korban Selamat Ungkap Suasana Mencekam di Stadion
Sontak, ini membuat para pendukung mencoba keluar dari stadion dan saling berdesakan, sampai menewaskan sekitar 126 orang. Kerusuhan tersebut pun menjadi yang terparah ketiga di dunia selama 50 tahun belakangan.
Selanjutnya, Inggris dan Nepal pun juga mempunyai pengalaman buruk soal kerusuhan dengan jumlah korban jiwa terbanyak di dunia.