Anak-anak sering kali dianggap sebagai harta yang berharga bagi keluarga, terutama untuk mempertahankan keturunan dan mewarisi kekayaan. Namun, pandangan ini tidak selalu menyertakan pemahaman akan kebutuhan perkembangan anak.
Meskipun demikian, beberapa budaya kuno, seperti Yunani, menghargai pentingnya pendidikan dan perkembangan anak-anak.
Plato, misalnya, menekankan pentingnya pendidikan awal dalam "The Republic". Namun, perlakuan terhadap anak-anak usia dini masih sering kali ditentukan oleh status sosial dan ekonomi keluarga.
2. Abad Pertengahan: Anak dalam Konteks Agama dan Kehidupan Feodal
Selama Abad Pertengahan, persepsi tentang anak-anak usia dini sangat dipengaruhi oleh ajaran agama dan struktur feodal. Anak-anak sering kali dianggap sebagai anugerah Tuhan yang harus dilindungi dan diarahkan menuju kehidupan spiritual yang benar.
Gereja Katolik memiliki peran penting dalam mengatur pendidikan dan moralitas anak-anak pada masa ini.
Namun, di sisi lain, anak-anak sering kali menjadi korban dari kondisi sosial yang keras, terutama di kalangan kaum miskin. Mereka kadang-kadang dipekerjakan sebagai tenaga kerja murah atau bahkan dieksploitasi oleh majikan atau tuan tanah.
Perlakuan terhadap anak-anak dalam konteks feodal sering kali didasarkan pada status dan kekuatan sosial keluarga mereka.
3. Pencerahan dan Revolusi Industri: Pendekatan Baru terhadap Pendidikan Anak
Pada periode Pencerahan dan Revolusi Industri, terjadi pergeseran signifikan dalam persepsi tentang anak-anak usia dini. Filosofi Pencerahan menekankan pentingnya rasionalitas dan pendidikan dalam perkembangan manusia.