Membuat Puisi dari Cerpen (Transformasi) Malaikat Juga Tahu, dengan Unsur Fisik dan Unsur Batin

- 25 Januari 2024, 13:54 WIB
Membuat Puisi dari Cerpen (Transformasi) Malaikat Juga Tahu, dengan Unsur Fisik dan Unsur Batin
Membuat Puisi dari Cerpen (Transformasi) Malaikat Juga Tahu, dengan Unsur Fisik dan Unsur Batin /pexels.com/asya vlasova/

Laki-laki itu yang biasa mereka panggil Abang, adalah makhluk paling dihindari di rumah bunda, nomor dua setelah sesudah blasteran Doberman yang galaknya diluar akal tapi untungnya sekarang sudah ompong dan buta.

Abang tidak galak, tidak menggigit, tapi orang orang-orang sering dibuat habis akal jika berdekatan dengannya.

Setiap pagi dia membangunkan seisi rumah itu dengan ketukannya di pintu dan secerek air panas untuk mandi. Dia menjemput baju-baju kotor dan bisa ngadat kalau disetorkan warna yang tidak sesuai dengan jadwal mencucinya.

Sekalipun sanggup, bunda tidak bisa memasang pemanas air bertenaga listrik atau sel surya. Anaknya harus menjerang air. Secerek air panas dan mencuci baju sewarna adalah masalah eksistensial bagi Abang.

Mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi agar berhenti mengedari matahari.

Bukannya tidak mungkin berkomunikasi wajar dengan Abang, hanya saja perlu kesabaran tingkat tinggi yang berbanding terbalik dengan ekspektasi. Dalam tubuh pria 38 tahun itu bersemayam mental anak 4 tahun, demikian menurut para ahli jiwa yang didatangi bunda.

Baca Juga: Kunci Jawaban Cerdas Cergas Berbahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 149 Bab 5 Kurikulum Merdeka Pentas Drama

Sekalipun Abang pandai menghafal dan bermain angka, ia tidak bisa mengobrolkan makna. Abang gemar mempreteli teve, radio, bahkan mobil, lalu merakitnya lagi lebih baik dari semula.

Dia hafal tahun, hari, jam bahkan menit dari dari banyak peristiwa. Dia menangkap nada dan memainkannya persis sama diatas piano, bahkan lebih sempurna. Namun dia tidak memahami mengapa orang-orang harus pergi berkerja dan mengapa mereka bercita-cita.

Perempuan di pekarangan itu tahu sesuatu yang orang lain tidak. Abang adalah pendengar yang luar biasa. Perempuan itu bisa bebas bercerita masalah percintaannya yang berjubel dan selalu gagal. Tidak seperti kebanyakan orang, Abang tidak berusaha memberikan solusi.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah