Inilah Proses Pengawetan Tanah Sebagai Media Pendidikan Geografi

- 29 September 2023, 09:18 WIB
Pengawetan tanah
Pengawetan tanah /pixabay.com/bizitzanarin/

INFOTEMANGGUNG.COM – Pengawetan tanah adalah suatu cara untuk menjaga tanah, sehingga tanah selalu berada di dalam kondisi yang lebih dari sekedar produktif. Tapi juga tahan terhadap erosi.

 Baca Juga: Letak Wilayah Indonesia Secara Astronomi, Mapel Geografi

Tujuan lain dari pengawetan tanah yaitu supaya susunan tanah tetap stabil dan tidak mudah berubah. Tanah yang sudah diawetkan inilah yang akan dijadikan sebagai media penelitian dan pendidikan.

Untuk mengawetkan tanah ada beberapa langkah, yaitu sebagai berikut ini :

1. Pilih Tanah dengan Ukuran 150 x 25 x 2 – 4 cm

Untuk ukuran tanah dan jenis tanah adalah custom. Tapi ukuran tanah yang paling ideal adalah ukuran 150 x 25 x 2 – 4 cm. Tanah yang sudah dipilih disebut dengan makromonolit.

Cara mengambil makromonolit yaitu dengan menggali suatu lubang. Ukuran lubangnya yaitu 3 x 2 meter dengan tingkat kedalaman 2 m.

Dari lubang tersebut, dibentuk suatu tonjolan. Tonjolan Itulah yang akan dijadikan sebagai makromonolit.

Lalu tonjolan itu diangkat dengan kain. Saat proses itu dilakukan secara sangat hati-hati, sehingga tanah makromonolit tidak erosi.

2 Proses Pengeringan

Makromonolit dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Proses pegeringanya berlangsung selama 3 – selamat 7 hari. Tergantung tingkat kelembaban dan cuaca.

Tapi bila sudah lebih dari seminggu tanah tidak kunjung kering, maka perlu dibuat lubang-lubang kecil sedalam 2 cm. Lubang itu tidak hanya berfungsi untuk mempercepat pengeringan, tapi juga bisa meresap bahan pengawet.

3 Proses Nitroselulosa

Setelah tanah makromonolit benar-benar kering, proses selanjutnya yaitu dengan menuangkan cairan Nitroselulosa secara merata di seluruh permukaan makromonolit.

Lalu diamkan selam 3 hari sampai cairan Nitroselulosa meresap ke dalam tanah dan mengering.

3 Penempelan Jute

Jute adalah karung goni. Makromonolit yang sudah diberi cairan Nitroselulosa dan mengering, kemudia ditempelkan di atas jute atau karung goni. Diamkan selama 2 hari sampai makromonolit menempel erat pada jute.

4 Pemasangan Papan

Langkah selanjutnya yaitu menyatukan makromonolit bagian belakang dengan papan. Tujuanya supaya makromonolit lebih kuat dan stabil.

5 Pembentukan atau Pahatan

Makromonolit kemudian dipahat, sehingga bisa membentuk lapisan tanah yang alami. Biasanya dipahat secara bergelombang.

6 Dermoplas

Langkah terakhir yaitu makromonolit disemprot dengan Dermoplas. Jadi makromonolit tidak mudah rontoh atau erosi.

Makromonolit itu bisa disimpan di dalam museum. Lalu dilengkapi dengan data penunjang yang bermanfaat bagi penelitian dan pendidikan.

 Baca Juga: Penyebaran Flora dan Fauna di Wilayah Geografi Indonesia

Sekian proses pengawetan tanah sebagai media pendidikan geografi. ***

Dapatkan informasi terbaru terkait dunia pendidikan dengan bergabung di grup telegram kami. Mari bergabung di Grup Telegram dengan cara klik tombol dibawah ini:

Kamu juga bisa request kunci jawaban atau info lainnya dengan topik pendidikan.

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Scrib.com @Bizitzanarin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah