Misalnya, penelitian tentang pengembangan varietas unggul sagu, pengolahan limbah sagu, dan diversifikasi produk olahan sagu untuk meningkatkan nilai tambah.
4. Sumber pangan lokal lebih ramah lingkungan karena memiliki beberapa alasan yang mendukung.
Pertama, sumber pangan lokal umumnya diproduksi secara lokal atau regional, mengurangi kebutuhan akan transportasi jarak jauh. Transportasi makanan dari jarak jauh menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Selanjutnya, sumber pangan lokal sering kali ditanam menggunakan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Petani lokal cenderung menggunakan metode pertanian organik, meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air.
Selain itu, penggunaan varietas lokal yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan setempat juga mengurangi ketergantungan pada varietas hibrida yang memerlukan pemupukan dan irigasi intensif.
Tak hanya itu, sumber pangan lokal mendukung keanekaragaman hayati. Memperkuat produksi dan konsumsi pangan lokal dapat melindungi varietas tanaman tradisional dan mempertahankan keanekaragaman genetik.
Hal ini penting dalam menghadapi perubahan iklim dan penyakit tanaman yang dapat mengancam keberlanjutan produksi pangan global.
5. Karena berada di daerah Indonesia Barat, seperti Yogyakarta, Jawa, Jakarta, Sumatera Barat dan daerah lainnya, maka salah satu sumber pangan lokal yang potensial adalah padi.
Padi merupakan komoditas utama di daerah ini dan memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut.