Baca Juga: Dampak dari Penggunaan IPTEK dalam Pemberantasan Korupsi adalah? Ternyata Besar Pengaruhnya
Akibatnya, kekayaan dan peluang yang seharusnya diperoleh oleh banyak orang malah terkonsentrasi pada segelintir orang atau kelompok yang terlibat dalam korupsi. Hal ini meningkatkan kesenjangan ekonomi dan memperburuk kondisi sosial di masyarakat.
3. Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Korupsi menghambat iklim investasi yang sehat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketidakpastian hukum, praktik korupsi yang meluas, dan kurangnya transparansi mempengaruhi kepercayaan investor.
Hal ini dapat mengurangi minat mereka untuk berinvestasi dalam perekonomian negara. Ini dapat menghambat aliran modal asing, mengurangi pertumbuhan sektor swasta, dan menghalangi pembentukan lapangan kerja baru.
4. Merusak Etos Kerja dan Efisiensi Birokrasi
Korupsi merusak etos kerja dalam masyarakat dan sistem birokrasi negara. Ketika praktik korupsi meluas, orang yang berprestasi atau berkualitas mungkin tidak mendapatkan penghargaan atau posisi yang seharusnya mereka dapatkan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Korupsi di Indonesia? Ini Ulasannya
Sebaliknya, jabatan dan promosi seringkali diberikan berdasarkan nepotisme atau suap. Hal ini mengurangi motivasi individu untuk bekerja keras dan berinovasi, serta menghambat efisiensi dan kinerja birokrasi negara.
5. Merusak Kepercayaan Publik dan Legitimasi Pemerintah
Kasus korupsi yang terungkap secara terus-menerus dan kurangnya tindakan tegas terhadap pelaku korupsi dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi negara.
Ketika rakyat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik, konflik sosial, dan merusak legitimasi pemerintahan yang berdampak pada kemampuan negara untuk menciptakan stabilitas dan pembangunan yang berkelanjutan.