Mengapa Kualitas Pendidikan di Indonesia Rendah, Simak Penjelasan Selengkapnya

- 20 Mei 2023, 16:19 WIB
Mengapa Kualitas Pendidikan di Indonesia Rendah, Simak Penjelasan Selengkapnya
Mengapa Kualitas Pendidikan di Indonesia Rendah, Simak Penjelasan Selengkapnya /Pexels.com / Erik Mclean/

5. Menganut Paham 'Menghapal' Dibanding 'Memahami'

Apa yang kita rasakan menjelang ulangan? Pastinya kita merasa gugup, pusing, bahkan setres. Ketika kecil kita tak asing mendengar orang dewasa mengatakan 'Ayo menghapal, besok ada ulangan!' Inilah yang ditanamkan di masyarakat kita sejak kecil.

Akibatnya kita tak terbiasa menanamkan pola 'memahami'. Kita cenderung sering menghapal dibanding memahami. Akibatnya ilmu yang kita dapatkan tak akan bertahan lama. Maka dari itu lumrah kita temukan siswa yang menyontek saat ujian berlangsung. 

Inilah yang menjadi penghambat berkembangnya kualitas peserta didik. Menghapal bisa membuat lupa, sedangkan memahami bisa lebih  awet. Hapal belum tentu paham, tapi jika paham sudah pasti hapal. 

Selain kebiasaan diatas, penerapan model pembelajaran yang kurang tepat bisa menjadi salah satu faktor. Materi dengan praktek hendaknya disesuaikan. Jangan dorong murid dengan materi terus-menerus. Mereka akan pusing dan bosan karenanya. Akibatnya materi pembelajaran sulit masuk ke otak. 

Di sinilah kemampuan guru diperlukan. Ia harus bisa membuat siswa benar-benar memahami materi yang diajarkan. Seorang guru juga harus kreatif dalam mengendalikan kelas. Ia juga harus bisa membuat siswanya berpikir kritis. Melatih berpikir kritis sejak dini sangat bagus untuk kemampuan intelegensinya.

Ada hal yang bisa dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis, salah satunya dengan membaca buku. Guru dan orang tua harus menanamkan budaya minat baca di kalangan peserta didik sejak dini.

Tak hanya itu, orang dewasa harus mendorong motivasi siswa dalam belajar. Dengan belajar, mereka dapat memahami ilmu yang diberikan. Dengan begiru, pengetahuan yang didapat akan tersimpan di memori jangka panjang. Maka saat ulangan tiba, anak tak perlu saat lupa hapalan karena mereka sudah memahami materi. Dengan demikian, siswa tak berpotensi untuk menyontek.

6. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Kesejahteraan guru menjadi salah satu faktor penentu tingkat kualitas pendidikan. Seperti yang diketahui, di Indonesia gaji guru sangat kecil. Padahal seorang guru memiliki jasa besar dalam memajukan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni?

Hal ini bisa menjadi penyebab guru yang mengajar tidak maksimal karena merasa kurang dihargai. Bisa juga guru malah mencari pekerjaan sampingan lain karena gajinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Akibatnya, ia menjadi kurang maksimal dalam mengajar. Maka pemerintah harus meningkatkan honor guru untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah