Seruling, merupakan sebuah benda estetis sebagai perangkat seni gamelan atau yang lain. Seruling berasal dari kata su(bagus) atau kesusu (tergesa-gesa) dan ling (ingat:eling). Orang yang memiliki jiwa maling itu sebenarnya sedang dalam keadaan lupa diri. Oleh karena itu perlu diubah mentalnya menjadi mental seruling.
Seruling menjadi pengingat kita agar hidup menjadi makin jernih. Jiwa kita secara tak sadar dibelah, sementara waktu kita harus berkoar-koar teriak maling padahal sesungguhnya kita maling juga.
Kita hidup dalam dunia skezisopren, suasana gila. Kita dulu dalam suasana budaya wenang misesa ing agawe, artinya semua hal boleh dilakukan. Oleh sebab itu, kita harus melakukan (a) de-kontekstualisasi, membangun konteks baru. dan (b) kontekstualisasi, misalkan memakai asthabrata bagi anak muda.
Diadaptasi dari Endraswara, Revolusi Mental dalam Budaya Jawa
Berdasarkan teks tersebut, penyebab seseorang mempunyai mental maling adalah …
A.) Karena banyak orang yang berbeda dalam suasana buruk.
B.) Karena sulit untuk menangkap diri sendiri yang juga memiliki mental maling seperti orang lain.
C.) Karena kita hidup di dalam dunia skezisopren, suasana gila.