Contoh Kesalahan Berbahasa Siswa dalam Menulis Karangan Narasi

- 5 Januari 2023, 11:44 WIB
Contoh Kesalahan Berbahasa Siswa dalam Menulis Karangan Narasi
Contoh Kesalahan Berbahasa Siswa dalam Menulis Karangan Narasi /

INFOTEMANGGUNG.COM – Bahasa hadir sebagai perantara menyampaikan pikiran, ide, gagasan, perasaan, dan tindakan manusia. Oleh karena itu, siswa memerlukan media untuk menyampaikan hal-hal tersebut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan mampu membuat suasana pembelajaran menjadi maksimal dalam mencapai tujuan keterampilan berbahasa, terutama dalam menuliskan karangan narasi.

Teks narasi adalah suatu cerita yang menyangkut rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik itu secara fakta maupun fiksi. 

Baca Juga: Cara Menyampaikan Kritik Melalui Teks Anekdot, Ini Penjelasannya

Menulis karangan menjadi salah satu cara siswa untuk menuangkan gagasan, pikiran, dan ide.

Namun, saat menulis tidak lepas dari kesalahan berbahasa yang ditulis oleh siswa.

Sebelum Anda mengetahui apa saja kesalahan berbahasa dalam menulis karangan, ketahui dulu pengertian kesalahan berbahasa.

Artikel ini akan menjelaskan pengertian kesalahan berbahasa dan contoh-contohnya.

Pengertian Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa adalah suatu penggunaan tidak sesuai dengan kaidah bahasa  Indonesia.

Kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang tidak terlepas dari kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan  berbahasa  yang  lain. 

Hal  ini disebabkan  keempat  keterampilan  berbahasa saling  terkait  antara  yang  satu  dengan  yang lain,  keterampilan  menyimak  dan berbicara berkaitan  dengan  bahasa  lisan,  sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkaitan  dengan  bahasa  tulis.

Kesalahan berbahasa merupakan suatu bagian belajar  yang  tidak  terhindarkan  oleh  siswa.

Ada dua penyebab terjadinya kesalahan  berbahasa,  yaitu  penyebab  yang berasal dari siswa dan luar siswa. 

Selain itu, pendapat lain juga  mengungkapkan penyebab kesalahan seseorang dalam berbahasa, antara lain  pengajaran  bahasa yang  kurang  tepat, ketidakpahaman  pemakai bahasa, dan pengaruh dari bahasa yang telah dikuasainya.

Bentuk dan Contoh Kesalahan Berbahasa

Bidang kesalahan berbahasa dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) kesalahan fonologi, (2) kesalahan morfologi, (3) kesalahan tata bahasa, (4) kesalahan semantik.

Baca Juga: Inilah Daftar 75 Undang-Undang yang Dihapus dan Diubah Perppu Cipta Kerja Jokowi

Fonologi

Disiplin  ilmu  linguistik yang berfokus pada bunyi bahasa menurut fungsinya disebut fonologi.

Fonologi berfokus pada kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan kesalahan pembentukan fonem, kesalahan pelafalan, dan perubahan fonem.

Kesalahan berbahasa yang biasanya terjadi ketika menulis karangan antara lain penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan fonem.

Penghilangan fonem

Kesalahan berbahasa bidang fonologi ini berkaitan dengan penghilangan fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan pada kata dalam kalimat.

Contoh: 

Saya baru tau kalau saudara saya datang kemarin saat saya sedang tidur

Penulisan kata tau seharusnya ditulis tahu; terjadi penghilangan fonem konsonan /h/.

Penambahan fonem

Kesalahan berbahasa bidang fonologi ini berkaitan dengan penambahan fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan pada kata dalam kalimat.

Contoh:

Setelah pulang shalat, saya pergi ke tempat ngaji bersama teman saya

Kata shalat seharusnya ditulis salat; terjadi penambahan fonem konsonan /h/.

Penggantian fonem

Kesalahan berbahasa bidang fonologi ini berkaitan dengan penggantian fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan pada kata dalam kalimat.

Contoh:

Saya membantu orang tua saya dengan membersihkan kamar, menyapu laitai, dan menyiapkan sarapan pagi.

Kata laitai seharusnya ditulis lantai; terjadi penggantian fonem konsonan /n/.

Morfologi

Kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan kesalahan prefiks, konfiks, dan penulisan kata depan

Kesalahan prefiks

Kesalahan bidang morfologi ini berhubungan dengan kesalahan dalam penggunaan imbuhan prefiks (awalan). Penulisan imbuhan di-, me-, dan ber- merupakan kesalahan yang banyak dilakukan oleh siswa.

Contoh:

Setelah pulang sholat saya pergi ke tempat ngaji bersama teman saya.

Penulisan kata ngaji seharusnya ditulis mengaji, menyesuaikan kaidah imbuhan prefiks yang diikuti oleh kata dasar.

Kesalahan imbuhan konfiks

Kesalahan bidang morfologi ini berhubungan dengan kesalahan dalam penggunaan imbuhan konfiks (gabungan). Kesalahan penulisan imbuhan konfiks me-kan adalah  kesalahan  kesalahan  yang  dilakukan oleh siswa di dalam karangan.

Contoh:

Saya membantu orang tua saya dengan membersih kan kamar, menyapu lantai, dan menyiapkan sarapan pagi.

Kesalahan berbahasa di atas merupakan kesalahan pemenggalan kata kerja aktif. Kata kerja membersih kan seharusnya ditulis membersihkan, tanpa ada spasi dengan imbuhan konfiks (me-kan).

Baca Juga: Proses Kilat Perppu Cipta Kerja: Apakah Beri Solusi dan Jaminan Pekerjaan?

Kesalahan penulisan kata depan

Kesalahan bidang morfologi ini berhubungan dengan kesalahan dalam penulisan kata depan (preposisi), seperti penulisan di dan ke.

Contoh:

Kegiatan saya dirumah saat ini sekolah daring.

Penulisan kata dirumah sebaiknya ditulis di rumah, karena menunjukkan keterangan tempat.

Sintaksis

Sintaksis membahas secara detail struktur kalimat dan tata hubungan kata dengan kata yang membentuk frasa, klausa, untuk membentuk struktur kalimat yang lebih besar.

Kesalahan berbahasa bidang sintaksis meliputi penggunaan konjungsi yang tidak tepat, penggunaan kata mubazir, dan pemilihan preposisi yang tidak tepat sehingga kalimat menjadi tidak jelas

Penggunaan konjungsi yang tidak tepat

Konjungsi atau kata hubung memiliki peran penting sebagai penghubung antarkata, antarfrasa, atau antarkalimat. Apabila penggunaannya tidak tepat, maka konstruksi kalimat tidak akan utuh.

Contoh:

Dan akhirnya pemerintah memutuskan untuk belajar dari rumah melalui grup Whatsapp.

Penggunaan kata hubung dan di awal kalimat pada contoh di atas dianggap tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Berdasarkan kaidah kebahasaan, dua kalimat majemuk dihubungkan dengan kata hubung dan.

Penggunaan kata mubazir

Kata mubazir adalah penggunaan kata-kata yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat sehingga kalimat tersebut menjadi tidak efektif.

Contoh:

Kegiatan saya saat di rumah saat ini belajar secara daring online.

Penggunaan kata daring dan online memiliki makna yang sama, yaitu merujuk pada benda yang terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.

Salah satu kata dari keduanya bisa dipilih dalam membuat kalimat.

Kesalahan pemilihan preposisi

Preposisi adalah kata yang diikuti oleh keterangan tempat atau waktu, meliputi di dan ke.

Contoh:

Satu bulan sekali kunjungan ke sekolah dan disaat itu pula saya bertemu dengan teman-teman dan beberapa guru.

Preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat, sedangkan preposisi di yang terdapat pada contoh di atas dinilai kurang tepat karena bukan menyatakan keterangan tempat.

Baca Juga: Refleksi untuk Pendidik pada Awal Tahun, Kampus Guru Cikal: Gunakan Cara ‘Lampu Lalu Lintas’

Semantik

Kesalahan berbahasa pada bidang semantik memfokuskan pada penyimpangan makna.

Contoh: 

Dan saya setiap pagi memasak nasi goreng untuk sarapan bersama, dan di rumah juga tidak lupa melaksanakan sholat lima waktu, dan pada malam hari saya menyiapkan bahan pelajaran untuk esok hari

Kesalahan pada kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat sebagai berikut.

Saya setiap pagi memasak nasi goreng untuk sarapan bersama. Tidak lupa saya melaksanakan salat lima waktu dan pada malam harinya menyiapkan bahan pelajaran untuk esok hari.

Itulah beberapa contoh kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam menulis karangan narasi bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah