Network
INFOTEMANGGUNG.COM – Konsep modalitas belajar adalah cara kita dalam menerima, kemudian memproses, juga belajar dengan menggunakan indera kita.
Pengalaman belajar biasanya terpecah dalam waktu dan lokasi pembelajaran. Menurut waktu interaksi modalitas belajar, dapat dibagi menjadi:
- Sinkronus = saat bersamaan. Misalnya dalam ruang kelas biasa, atau seperti yang terjadi belakangan ini adalah melalui konperensi video. Jadi guru dan para siswa menggunakan ruang kelas atau ruang online untuk bertemu dan berkomunikasi serta bekerja sama dalam waktu nyata.
- Asinkronus = pada waktu berbeda. Biasanya terjadi pada situasi di mana terjadi hambatan geografis, untuk pelajar yang bekerja, atau memiliki tanggung jawab lain. Sehingga diskusi yang berisi pertanyaan dan tanggapan tidak dilakukan pada saat itu juga. Siswa memiliki fleksibilitas lebih untuk memberikan tanggapan.
Modalitas Pembelajaran
Sekali lagi ditekankan bahwa cara belajar adalah menggunakan indera untuk berhubungan dengan dunia. Itu sebabnya modalitas pembelajaran difokuskan pada tiga hal, yaitu:
Baca Juga: Dengan Kemajuan Teknologi saat ini, Media Pembelajaran Digital Dinilai Cocok bagi Siswa Abad ke-21
1. Visual
Secara sederhana, anak yang memiliki modalitas belajar visual akan lebih banyak belajar dan mendapatkan pemahaman dengan cara visual.
Misalnya dengan menggunakan alat peraga, melihat demonstrasi, mengajak anak melihat objek belajar, melihat miniatur, atau gambar yang jelas.
Ciri anak visual biasanya terlihat lebih paham diberikan tulisan atau gambar atau model sebagai media pembelajaran dibandingkan mendengarkan omongan lisan. Karena itu mereka suka duduk di bagian depan kelas agar bisa melihat dengan jelas.
Pelajaran yang ditampilkan secara visual akan lebih cepat dipahami dibandingkan dengan penjelasan teori.
Baca Juga: Pada Dasarnya Efektivitas Media Pembelajaran Sangat Bergantung Kepada? Simak Penjelasannya!
2. Auditorial
Sementara itu anak yang modalitas belajarnya auditorial akan lebih mengandalkan indera pendengarannya untuk belajar. Anak dengan tipe ini akan lebih cepat belajar melalui forum diskusi, tanya jawab, mendengarkan rekaman audio, dan sejenisnya.
Anak seperti ini biasanya suka bicara pada diri sendiri, mudah terganggu suara ribut, suka membaca dengan suara, dan biasanya pandai menjadi pembicara.
Mereka biasanya kurang suka media visual seperti membaca buku, lebih suka gurauan lisan dibandingkan dengan membaca komik, terkadang bermasalah dalam pekerjaan yang melibatkan visual.
3. Kinestetik (Taktil)
Anak dengan modalitas belajar seperti ini akan banyak mendapatkan pemahaman melalui gerak dan sentuhan. Itu sebabnya anak seperti ini sulit duduk diam apalagi dalam waktu lama.
Baca Juga: Jawaban Soal Langkah Awal Dalam Menemukan Gagasan Pokok pada Teks Visual Adalah
Cara belajarnya membutuhkan eksplorasi, mengerjakan sesuatu dengan tangannya, mempraktekkan apa yang diketahuinya. Cara membaca buku pun biasanya sambil ditunjuk dengan jari.
Karena tidak cukup sabar, biasanya anak seperti ini lebih suka bicara daripada menulis. Mewarnai juga terkadang tidak rapi karena tidak sabar ingin bergerak. Tapi jika diberikan pekerjaan yang membutuhkan kegiatan tangannya, biasanya justru hasilnya bagus.
Konsep modalitas belajar memang telah dimiliki oleh setiap anak sesuai dengan bakat dan kemampuannya sendiri. Namun pengembangannya memang membutuhkan penanganan yang berbeda.
Sistem pembelajaran lama akan sulit mengakomodasi gaya belajar kinestetik karena harus belajar dengan cara duduk diam di kelas. Tapi dengan sistem proyek, anak seperti ini akan lebih berprestasi. Penanganan setiap modalitas belajar memang perlu diperhatikan lebih lanjut.***
Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengijinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun.
