Network
2. Auditorial
Sementara itu anak yang modalitas belajarnya auditorial akan lebih mengandalkan indera pendengarannya untuk belajar. Anak dengan tipe ini akan lebih cepat belajar melalui forum diskusi, tanya jawab, mendengarkan rekaman audio, dan sejenisnya.
Anak seperti ini biasanya suka bicara pada diri sendiri, mudah terganggu suara ribut, suka membaca dengan suara, dan biasanya pandai menjadi pembicara.
Mereka biasanya kurang suka media visual seperti membaca buku, lebih suka gurauan lisan dibandingkan dengan membaca komik, terkadang bermasalah dalam pekerjaan yang melibatkan visual.
3. Kinestetik (Taktil)
Anak dengan modalitas belajar seperti ini akan banyak mendapatkan pemahaman melalui gerak dan sentuhan. Itu sebabnya anak seperti ini sulit duduk diam apalagi dalam waktu lama.
Baca Juga: Jawaban Soal Langkah Awal Dalam Menemukan Gagasan Pokok pada Teks Visual Adalah
Cara belajarnya membutuhkan eksplorasi, mengerjakan sesuatu dengan tangannya, mempraktekkan apa yang diketahuinya. Cara membaca buku pun biasanya sambil ditunjuk dengan jari.
Karena tidak cukup sabar, biasanya anak seperti ini lebih suka bicara daripada menulis. Mewarnai juga terkadang tidak rapi karena tidak sabar ingin bergerak. Tapi jika diberikan pekerjaan yang membutuhkan kegiatan tangannya, biasanya justru hasilnya bagus.
Konsep modalitas belajar memang telah dimiliki oleh setiap anak sesuai dengan bakat dan kemampuannya sendiri. Namun pengembangannya memang membutuhkan penanganan yang berbeda.
Sistem pembelajaran lama akan sulit mengakomodasi gaya belajar kinestetik karena harus belajar dengan cara duduk diam di kelas. Tapi dengan sistem proyek, anak seperti ini akan lebih berprestasi. Penanganan setiap modalitas belajar memang perlu diperhatikan lebih lanjut.***
Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengijinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun.
