Yang dinamakan Asas Trikon terdiri dari tiga hal yaitu kontinuitas, konvergensi dan konsentris.
Teori tentang asas Trikon ini disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Bapak Pendidikan Indonesia guna melestarikan serta mengembangkan budaya nasional negeri ini.
Jadi kebudayaan berusaha dilestarikan dan dikembangkan walau zaman terus berkembangan.
Pendidik bisa memanfaatkan asas Trikon untuk memperbaiki proses pembelajaran yang malas, pemahaman materi yang kurang dan tidak efektif. Penerapan asas trikon teramat berpengaruh di dalam pengembangan sistem pendidikan saat ini.
Baca Juga: Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hajar Dewantara Mesti Mengubah Guru. Murid ialah Pusatnya
Yang dimaksud konvergensi di dalam asas trikon ialah bukti dalam menginterpretasi citra yaitu pemakaian beberapa unsur interpretasi guna menyimpulkan suatu objek pada citra.
Unsur interpretasi citra itu terdiri dari bentuk, pola, ukuran, bayangan, warna, rona, tekstur, asosiasi serta situs.
Yang dinamakan berpikir divergen ialah proses berpikir yang mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi guna menghasilkan ide brilian serta kreatif.
Berpikir konvergen ini berfokus pada pengumpulan fakta dari suatu peristiwa, pola pikir kreatif mengacu pada sudut pandang yang bervariasi di dalam memandang suatu peristiwa.
Asas trikon yang ketiga yaitu konsentris artinya berpusat pada poros yang sama. Di dalam ilmu geometri, dua objek atau lebih dikatakan sebagai konsentris, atau koaksial ketika dia oblek itu berbagi pusat atau poros yang sama.