Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hajar Dewantara Mesti Mengubah Guru. Murid ialah Pusatnya

- 24 Oktober 2022, 23:07 WIB
tidak semua pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa adalah pertanyaan pemantik
tidak semua pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa adalah pertanyaan pemantik /pexels.com/RODNAE Productions/

INFOTEMANGGUNG.COM - Refleksi kritis pemikiran Ki Hajar Dewantara relevan diterapkan masa sekarang ini. Guru mesti berubah karena pendidikan harus berpusat pada murid.

Semboyan pendidikan: di depan memberi contoh (menjadi panutan), di tengah membangun semangat atau ide, dari belakang memberi dorongan harus diperhatikan sebagai refleksi kritis pemikiran Ki Hajar Dewantara

Sekolah menjadi taman siswa maksudnya sekolah mesti memberi rasa aman, nyaman serta menyenangkan bagi murid, mengembangkan semua potensi murid dan sekolah harus seperti rumah kedua mereka.

Konsep pemikiran berikutnya ialah asas Tri – Kon. Ini refleksi kritis pemikiran Ki Hajar Dewantara yang terdiri dari  kontinuitas, konvergensi dan konsentris.

Baca Juga: Lengkap! Ini Jadwal Pelaksanaan Seleksi Guru ASN PPPK 2022, Ayo Ibu Bapak Guru Siap-siap

Kontinuitas maksudnya bergerak dan berpikir maju ke depan tanpa melupakan sejarah dan tidak melupakan akar nilai budaya hakiki negara.

Pendidik mengenalkan sejarah dan budaya bangsa, belajar dari sejarah untuk kemajuan pendidikan Indonesia mendatang dan tumbuh kembang murid dimasa yang akan datang.

Konvergensi maksudnya pendidikan berasas konsep memanusiakan manusia serta memperkuat nilai kemanusiaan. Pendidik dan semua warga sekolah mesti menanamkan nilai kemanusiaan pada pelajar hingga punya pemikiran bijaksana untuk menyikapi masa yang akan datang.

Konsentris. Pendidikan menghargai keragaman dan pembelajaran dimerdekakan. Murid punya keunikan masing-masing.

Halaman:

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x