Pemaparan Soal Kelemahan dari Layanan Sekolah Segregasi Antara Lain

7 Oktober 2022, 10:01 WIB
Pemaparan Soal Kelemahan dari Layanan Sekolah Segregasi Antara Lain /

INFOTEMANGGUNG.COM – Soal kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain hanyalah salah satu contoh dari beragam soal yang sering muncul pada saat uji kompetensi. Sumbernya diambil dari bahasan di buku pelajaran yang sudah tuntas diajarkan.

Pelaksanaan uji kompetensi ini dianggap penting karena dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat penyerapan para siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil uji kompetensi tersebut akan diambil rata-ratanya guna dibandingkan dengan standar pencapaian sesuai kurikulum.

Guna membantu para peserta didik belajar, artikel ini memberikan jawaban bagi pertanyaan kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain berikut dengan penjelasan lengkapnya. Walaupun bukan berasal dari sumber yang serupa dengan buku pelajaran, namun tetap sejalan dengan yang sudah digariskan dalam kurikilum.

Baca Juga: Pembahasan Soal Sekolah Umum yang Memberikan Kesempatan Kepada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Soal seperti kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain berasal dari materi pengetahuan umum, yang informasi pelengkapnya dapat diperoleh dari sumber lain. Dapat dimanfaatkan sebagai penjelasan pelengkap guna membantu para peserta didik lebih memahami materinya.

Pertanyaan:

Kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain

Jawaban:

Memilih sistem penempatan untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Diantaranya, tingkat kesulitan anak, kebutuhan anak dalam memperoleh layanan yang sesuai dan layanan yang dapat menunjang keterampilan akademik maupun sosialnya. Kelemahan dari sekolah segregasi ini antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena lingkungan pergaulan yang terbatas.

Penjelasan:

Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan dimana anak berkebutuhan khusus terpisah dari sistem pendidikan anak pada umumnya. Penyelengggaraan sistem pendidikan segregasif dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak pada umumnya.

Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik.

Seperti SLB/A (untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu), SLB/C (untuk anak tunagrahita), SLB/D (untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk anak tunalaras), dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus (SLB) terdiri atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.

Sebagai satuan pendidikan khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari sistem pendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada sistem pembelajaran dan evaluasinya.

Kelemahan dari sekolah segregasi ini antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena lingkungan pergaulan yang terbatas.

Baca Juga: Penjabaran Soal Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Yang Dilakukan Sekolah

Penjelasan untuk soal kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain yang diberikan pada artikel ini merupakan informasi tambahan. Penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber informasi tambahan untuk melengkapi penjabaran yang ada di buku pelajaran.

Layaknya materi pengetahuan umum, ada banyak sumber informasi tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Dengan demikian para siswa bisa makin memahami materi yang diajarkan serta bisa lebih mudah menjawab soal semacam kelemahan dari layanan sekolah segregasi antara lain.

Penjelasan pelengkap tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana latihan oleh para peserta didik. Supaya terbiasa menjawab soal sejenis yang kerap muncul saat uji kompetensi. Harapannya adalah supaya dapat memperoleh hasil yang lebih tinggi.

Pencapaian para siswa akan tercatat dan dibandingkan dengan pedoman kompetensi yang digariskan dalam kurikulum. Karena itu hasil yang lebih tinggi akan membantu untuk mencapai pedoman tersebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian.***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: Brainly

Tags

Terkini

Terpopuler