Mengapa 22 Oktober Ditetapkan Sebagai Hari Santri Nasional? Inilah Sejarah Hari Santri di Indonesia

- 18 Oktober 2023, 08:22 WIB
Mengapa 22 Oktober Ditetapkan Sebagai Hari Santri Nasional? Inilah Sejarah Hari Santri di Indonesia
Mengapa 22 Oktober Ditetapkan Sebagai Hari Santri Nasional? Inilah Sejarah Hari Santri di Indonesia /Pixabay.com/ mufidpwt/

Perjuangan para kiai menjadi catatan sejarah yang strategis, yang membuktikan kebijakan negara untuk memberi ruang bagi berbagai kelompok agar dapat hidup bersama.

Inisiatif awal untuk mengusulkan Hari Santri datang dari pesantren Babussalam, yang kemudian mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo.

Usulan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri akhirnya digantikan dengan tanggal 22 Oktober, merujuk pada Resolusi Jihad yang membangkitkan semangat juang dan persatuan dalam menjaga kemerdekaan.



Berawal dari  cerita tentang Hasyim Asyari pasca-Proklamasi, yang saat itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU.

Ia mengambil keputusan yang berani, yaitu mengumumkan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur.

Keputusan tersebut diambil setelah mendengar bahwa tentara Belanda berusaha untuk kembali menguasai Indonesia dengan dukungan sekutu.

Para santri merasa perlu untuk meminta pemerintah untuk menentukan sikap dan tindakan yang tidak hanya akan menjaga kemerdekaan, tetapi juga nilai-nilai agama.

Mereka melihat tindakan Belanda dan Jepang terhadap Indonesia sebagai perbuatan yang zalim, sesuatu yang tidak dapat diterima menurut pandangan NU.

Setelah Hasyim Asyari mengeluarkan resolusi jihad ini, para santri dan masyarakat sekitar berjuang dengan gigih dalam pertempuran di Surabaya. Dalam pertempuran ini, pimpinan pasukan sekutu, yaitu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, tewas.

Baca Juga: Luasnya Hanya 31.11 Km², Ini 6 Kecamatan Tersempit di Kabupaten Bandung Barat, No 1 Bukan Ngamprah Ternyata

Dilansir dari media NU. Ada beberapa alasan mengapa 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

Pengenalan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri, sesuai dengan tiga alasan yang disampaikan oleh Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofar Rozin, mengikuti peristiwa bersejarah yang memiliki makna penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Pada tanggal tersebut, terdapat Resolusi Jihad yang dicanangkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, sebuah ketetapan yang menggerakkan massa untuk membela kemerdekaan Indonesia.

Pertama, Hari Santri pada 22 Oktober menjadi kenangan sejarah tentang Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari. Ini adalah peristiwa krusial yang menggerakkan santri, pemuda, dan masyarakat untuk bersatu dalam perjuangan melawan pasukan kolonial, yang mencapai puncaknya pada 10 November 1945.

Kedua, kelanjutan dari ini, jaringan santri telah terbukti menjaga perdamaian dan keseimbangan. Perjuangan para kiai telah menjadi catatan sejarah yang sangat penting, bahkan sejak kesepakatan tentang wilayah Islam yang disepakati dalam Muktamar Ke-11 NU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Ini menunjukkan bahwa sejak sepuluh tahun sebelum kemerdekaan, para kiai dan santri telah menyadari pentingnya konsep negara yang memberi ruang bagi berbagai kelompok untuk hidup bersama.

Selain itu, 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri karena kelompok santri dan kiai-kiai telah terbukti menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mereka selalu berada di garis depan untuk mempertahankan NKRI dan memperjuangkan Pancasila.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah