1. Adanya Pembangkit Listrik Batu Bara
Penyebab pertama yang menjadi alasan kota Jakarta memiliki kualitas udara yang buruk adalah adanya pembakaran batu bara yang dijadikan sebagai pembangkit listrik.
Alasan ini seringkali luput dari perhatian masyarakat padahal memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas udara. Asap yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dapat mengakibatkan kualitas udara di suatu tempat menjadi lebih buruk.
Bahkan, dapat dikatakan bahwa pembakaran batu bara menyumbang polusi hampir seperlima bagian.
Maka tidak heran apabila Jakarta diimpit sekitar delapan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam jangkauan radius 100 kilometer.
Terhitung sejak tahun 2020, Jakarta dikelilingi sebanyak 118 fasilitas industri. Fasilitas industri ini secara langsung menyumbang polusi dan memiliki pengaruh signifikan terhadap pencemaran udara Jakarta berdasarkan lembaga riset Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).
Asap hasil pembakaran batu bara ini jelas berbahaya khususnya jika dihirup oleh masyarakat rentan seperti anak-anak, orang tua, dan lansia sebab akan berdampak pada timbulnya penyakit kulit dan gangguan saluran pernapasan.
2. Polusi
Polusi dalam KBBI memiliki arti pengotoran atau pencemaran yang berhubungan dengan air, udara, dan sebagainya.
Berdasarkan laman foresteract.com, polusi diartikan sebagai suatu perubahan kondisi yang terjadi pada lingkungan dan dapat merugikan banyak pihak. Polusi disebabkan oleh hasil kegiatan manusia baik secara keseluruhan atau sebagian melalui pengaruh yang terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Polusi juga termasuk sebagai penyebab terjadinya pencemaran udara di Jakarta. Polusi ini bisa dihasilkan mulai dari transportasi yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM), asap rokok, hingga aroma sampah yang dibuang sembarangan.