Koalisi Partai Belum Solid, Direktur Eksekutif Indostrategic: Ada Upaya Menghadirkan Satu Pasangan Tunggal

- 9 Desember 2022, 10:07 WIB
Ahmad Khoirul Umam Menanggapi Soal Koalisi Partai yang Belum Solid
Ahmad Khoirul Umam Menanggapi Soal Koalisi Partai yang Belum Solid /YouTube.com / tangkapan layar kanal YouTube BeritaSatu/

INFOTEMANGGUNG.COM – Menjelang Pilpres 2024, koalisi partai adalah hal yang mutlak dipersiapkan. Koalisi yang belum solid akan memengaruhi elektabilitas partai di dalam Pemilu atau Pilpres.

Beberapa partai sudah menunjukkan keberpihakannya, namun belum benar-benar berkoalisi secara resmi hitam di atas putih.

Bahkan, koalisi yang sudah terbentuk pun belum menunjukkan gebrakan politik dan masih berselisih perihal capres-cawapres yang akan diusung.

Kondisi itu mendapat sorotan dari lembaga survei. Direktur eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam membeberkan analisisnya, dilansir dari kanal YouTube BeritaSatu pada 7 Desember 2022.

Baca Juga: Rizal Ramli, Surya Paloh, Rocky Gerung Tidak Akan Menghadiri Pernikahan Kaesang, Rocky: Menteri Milik Publik

“Pak Prabowo dengan Cak Imin di atas kertas memang sudah bisa melampaui 20 persen presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden). Tetapi sama, ada kebuntuan komunikasi,” kata Umam.

Partai Gerindra dan PKB memang sudah berunding soal koalisi. Menurut Umam, kebuntuan di antara keduanya adalah karena proses negosiasi yang tidak selesai hingga saat ini terkait siapa cawapresnya.

Umam juga menuturkan bahwa sebenarnya, Cak Imin sudah ­legowo atau menerima keputusan untuk menjadi cawapres.

Namun, Prabowo Subianto masih menimbang ulang. Sepertinya bukan Cak Imin yang cocok menjadi cawapres mendampingi Prabowo dan bisa mengantarkan pada kemenangan di Pilpres 2024.

Tak hanya itu, Umam juga mengungkapkan ada sejumlah spekulatif tentang operasi politik dari pihak tertentu.

“Belakangan ini muncul sejumlah informasi spekulatif, kabar burung. Namanya juga kabar burung, kita juga mau konfirmasi ke siapa. Bahwa ada operasi politik yang sedang mengusahakan terjadinya superblock,” tutur Umam.

Baca Juga: Bawaslu RI Pegang Prinsip Kemandirian Untuk Menangani Pelanggaran Pemilu

Operasi politik itu ingin membangun kekuatan koalisi yang mampu menyingkirkan elemen-elemen koalisi yang lain.

“Sehingga di 2024 yang dihadirkan adalah satu pasangan tunggal,” kata Umam.

Kita bisa berspekulasi terkait pasangan capres-cawapres yang ingin dimenangkan. Apakah itu Ganjar-Prabowo, Prabowo-Ganjar, Prabowo-Puan, atau siapa?

Ada banyak skema yang akan melibatkan elemen-elemen di luar struktur kekuasaan. Hal ini masih harus dibuktikan dengan memperhatikan dinamika politik.

Di sisi lain, peluang Anies Baswedan untuk maju menjadi capres cukup menjanjikan.

“Kalaupun Pak Anies, di level ini relatif terlihat solid, yaitu Demokrat, Nasdem, PKS. Tetapi di saat yang sama ada proses negosiasi yang juga alot,” ujar Umam.

Publik pun berspekulasi alotnya negosiasi yakni karena adanya ego dari Nasdem yang ingin untuk fokus pada meningkatnya elektabilitas partai tersebut. Sebab, tren elektabilitas partai itu sekarang cenderung menurun.

Baca Juga: Partai Gerindra Merasa Kecewa Dengan Anies Baswedan karena tikung Prabowo Subianto

Baik Nasdem maupun Anies harus berhati-hati karena operasi penggalangan koalisi di kubu sebelah kian gencar.

Sudah muncul informasi bahwa PKS ditawari posisi menteri dan ditawari sejumlah logistik untuk bergabung dengan pihak tertentu. Konon, Demokrat juga ditawari hal yang sama.

“Misal satu (partai) saja tercuri dari skema Koalisi Perubahan ini, maka tidak akan memenuhi ambang batas,” ucap Umam.

Maka dari itu, Nasdem harus segera mengambil sikap dan bila perlu melakukan akselerasi supaya Koalisi Perubahan bisa terealisasi dan solid.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Beritasatu TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah