INFOTEMANGGUNG.COM - Jawa Timur (Jatim) menghadapi tantangan besar dalam beberapa pekan terakhir dengan terjadinya serangkaian gempa bumi yang mengguncang provinsi ini. Sejak 1 Juni hingga 1 Juli 2023, Jatim telah dilanda sekitar 250 kali gempa kecil akibat pergeseran sesar aktif maupun lempeng di wilayah tersebut.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, gempa-gempa tersebut masuk dalam kategori skala magnitudo yang kecil.
Meskipun frekuensi gempa ini dapat menimbulkan kekhawatiran, dampaknya cenderung minim dan tidak menimbulkan kerusakan yang serius.
Gempa kecil yang terjadi akibat pergeseran sesar aktif atau lempeng di suatu wilayah disebabkan oleh aktivitas tektonik di bawah permukaan Bumi. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gempa kecil
Pergeseran Sesar Aktif
Gempa kecil dapat disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik di batas-batasnya. Ketika dua lempeng bergerak atau tersangkut satu sama lain, tekanan yang terakumulasi dapat menyebabkan sesar aktif.
Ketika tekanan melebihi batas kekuatan batuan, terjadi pelepasan energi dalam bentuk gempa kecil hingga besar.
Patahan
Gempa kecil juga dapat disebabkan oleh patahan atau retakan pada batuan di dalam kerak Bumi. Ketika ada perubahan tekanan yang signifikan di sekitar patahan, batuan dapat pecah atau bergeser, melepaskan energi sebagai gempa kecil.
Baca Juga: Adu Kekayaan Bakal Capres 2024: Nomor 3 Paling Tajir, Total Harta Tembus Rp2,03 Triliun
Aktivitas Vulkanik
Aktivitas vulkanik seperti letusan gunung berapi juga dapat menyebabkan gempa kecil. Ketika magma mendidih dan bergerak di dalam gunung berapi, itu dapat menyebabkan guncangan yang terasa di permukaan sebagai gempa kecil.
Perubahan dalam Kerak Bumi
Perubahan dalam kerak Bumi seperti pergerakan fluida di dalam retakan batuan atau perubahan suhu dapat menyebabkan tekanan yang cukup untuk memicu gempa kecil.
Yang signifikan dari gempa Jatim bulan ini adalah gempa dengan magnitudo 4,0 mengguncang Bojonegoro, sementara Mojokerto mengalami gempa dengan magnitudo 4,6. Meskipun kerusakannya ringan, beberapa rumah di daerah tersebut mengalami dampak dari getaran tersebut.
Namun, gempa terbaru yang mengguncang Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menghasilkan kerusakan yang lebih parah. Gempa ini memiliki magnitudo 6,4 dan meskipun berada di luar wilayah Jawa Timur, empat kabupaten di Jawa Timur terkena dampaknya, yaitu Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, dan Nganjuk.
Pacitan adalah salah satu daerah yang paling terdampak, dengan jumlah kerusakan rumah mencapai 42 bangunan. Dari jumlah tersebut, 23 rumah mengalami kerusakan ringan, 18 rumah mengalami kerusakan sedang, dan satu rumah mengalami kerusakan berat. Secara keseluruhan, terdapat 25 unit rumah rusak ringan, 19 unit rumah rusak sedang, dan empat unit rumah rusak berat di empat kabupaten yang terdampak gempa tersebut.
Gatot Soebroto, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, mengungkapkan bahwa provinsi ini hampir setiap hari dilanda gempa.
Menurut Gatot, frekuensi gempa yang sering terjadi merupakan hal yang baik karena energi seismik dapat dilepaskan secara perlahan. Dalam hal ini, gempa-gempa kecil yang terjadi secara teratur membantu mencegah terjadinya tekanan yang terlalu besar dan potensi gempa dengan magnitudo yang tinggi.
Sebagai langkah preventif, Gatot Soebroto selalu menjalin koordinasi dengan BPBD kota dan kabupaten di Jawa Timur. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana gempa di daerah tersebut.***